Konflik Rusia dan Ukraina
Perang Rusia vs Ukraina Semakin Meluas, Kini Berkecamuk di Darat dan Laut Front Timur
Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan perebutan tiga desa di sepanjang garis depan sekitar 1.000 km, termasuk dua desa di provinsi Zaporizhzhia.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Perang Rusia vs Ukraina Semakin Meluas, Kini Berkecamuk di Darat dan Laut Front Timur
SERAMBINEWS.COM - Ukraina kembali menyerang pelabuhan minyak Rusia, Tuapse, dengan pesawat nirawak.
Ukraina dan Rusia pada Senin (10/11/2025), memberikan laporan yang saling bertentangan tentang situasi pertempuran di sekitar kota Myrnohrad di timur kota Pokrovsk Ukraina.
Kota itu merupakan wilayah yang dikepung oleh pasukan Rusia dari hampir semua arah.
Pokrovsk telah lama menjadi target utama dalam serangan lambat militer Rusia untuk menguasai seluruh provinsi Donetsk.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan unitnya telah membawa pasukan ke Myrnohrad dan merotasikan prajurit yang terluka keluar dari daerah tersebut.
"Unit-unit Ukraina mempertahankan posisi mereka di pinggiran kota Myrnohrad," kata militer Ukraina dalam sebuah pernyataan.
Tetapi Ukraina juga mengakui bahwa pasukannya menghadapi kesulitan.
Baca juga: Gardu Induk Nuklir Ukraina Hancur Dibom Rusia, Badan Atom Dunia Keluarkan Peringatan
Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukannya "maju jauh ke Myrnohrad," mengklaim menguasai dua area di kota itu.
Presiden Volodymyr Zelensky dalam pernyataannya menegaskan bahwa tentara Ukraina "bertahan di garis sekitar Pokrovsk dan Dobropillia", di mana Kiev mengatakan telah memperoleh beberapa posisi tambahan.
Panglima militer Ukraina, Oleksandr Syrskyi mengatakan bahwa Rusia mengerahkan sekitar 150.000 tentara, termasuk brigade mekanik dan marinir, dalam upaya untuk merebut Pokrovsk.
Jenderal Syrskyi mengatakan Ukraina menggunakan medan perkotaan untuk memperlambat kemajuan musuh dan menghadapi unit sabotase Rusia.
Sementara itu, di selatan, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan perebutan tiga desa di sepanjang garis depan sekitar 1.000 km, termasuk dua desa di provinsi Zaporizhzhia.
Situs militer Ukraina, DeepState mencatat "peningkatan signifikan dalam zona abu-abu" di mana kendali antara kedua belah pihak tidak jelas.
Selain pertempuran di darat, Ukraina melancarkan serangan skala besar menggunakan kapal robot dan pesawat tak berawak terhadap pelabuhan minyak Tuapse - pusat ekspor energi terbesar kedua Rusia di Laut Hitam.
Kantor berita Kyiv Post melaporkan serangan itu terjadi sekitar pukul 01.00 dini pada 10 November 2025 (waktu setempat).
Video yang beredar di media sosial Rusia merekam dua ledakan besar di area dermaga dan kebakaran terjadi di tengah malam.
Pelabuhan Tuapse memiliki kapasitas untuk mengangkut sekitar 17 juta ton produk minyak per tahun.
Sebelumnya, pelabuhan ini diserang oleh kapal tak berawak Ukraina dua kali pada 24 September 2025 dan malam 1 November 2025 hingga pagi 2 November 2025.
Akibatnya, dua kapal tanker minyak rusak parah, dan kegiatan ekspor terpaksa dihentikan selama beberapa hari.
Pihak berwenang di wilayah Krasnodar Rusia mengatakan mereka telah "mencegat" empat kapal robot dan "tidak ada kerusakan serius".
Namun, menurut sumber independen, setidaknya satu kapal tanker minyak yang berlabuh di dermaga 167 terkena serangan, menimbulkan ledakan setinggi lebih dari 50 meter dan memecahkan kaca banyak bangunan di dekat pantai.
Beberapa sumber Rusia juga menyebutkan kemungkinan Ukraina menguji coba peluncuran rudal jelajah baru bernama Flamingo, tetapi belum ada konfirmasi pasti.
Pada saat yang sama, puluhan kendaraan udara tak berawak (UAV) Ukraina menyerang infrastruktur kereta api di kota Rostov di pesisir Laut Azov.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan telah menembak jatuh semua pesawat tersebut, tetapi video viral menunjukkan ledakan dan api di dekat stasiun kereta api utama.
Pejabat Ukraina mengatakan mereka melancarkan serangan terhadap infrastruktur energi dan transportasi Rusia pada akhir Juli, yang bertujuan untuk "melemahkan pendapatan minyak musuh".
Hingga saat ini, Ukraina telah melakukan sedikitnya 160 serangan yang dikonfirmasi terhadap fasilitas energi di wilayah Rusia.
Serangan ini telah merugikan Rusia sebesar 20–40 persen dari kapasitas penyulingan nasionalnya, dengan dampak terburuk di wilayah barat dan tengah – yang berada dalam jangkauan UAV Ukraina.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina "akan menanggapi dengan tepat praktik Rusia yang membiarkan warga sipil kedinginan dan kegelapan" dan bahwa serangan balik Kiev "akan jauh lebih efektif daripada serangan Moskow". (*)
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca dan Ikuti Berita Serambinews.com di GOOGLE NEWS
Bergabunglah Bersama Kami di Saluran WhatsApp SERAMBINEWS.COM
| Rusia Lancarkan Serangan Udara Besar-besaran ke Ukraina, Polandia Siaga Jet Tempur |
|
|---|
| Trump Ubah Haluan! Dukung Ukraina Rebut Krimea dan 20 Persen Wilayah yang Dikuasai Rusia |
|
|---|
| 3 Tahun Perang, Presiden Rusia & Ukraina Akhirnya Siap Bertemu 2 Pekan Lagi |
|
|---|
| Janji Damai Omong Kosong? Putin Sebut Ingin Damai, Tapi Malam Itu Juga Ukraina Dibombardir 270 Drone |
|
|---|
| KTT Trump-Putin Gagal Total! Tak Ada Gencatan Senjata, Ukraina Masih Terjebak Perang! |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Perang-Rusia-vs-Ukraina-Semakin-Meluas-Kini-Berkecamuk-di-Darat-dan-Laut-Front-Timur.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.