Kupi Beungoh

Menjaga Warisan Ilmu, Menyemai Akhlak : Kisah Abu Muda Syukri Waly Ulama Kharismatik Aceh

Siapakah dia? Dialah Abu Muda Syukri Waly anak dari seorang ulama besar di Aceh Selatan yaitu Abuya Syeikh Amran Waly Al - khalidy. 

Editor: Amirullah
Serambinews.com
Cut Sadiah, Mahasiswa KPI UIN Ar-Raniry 

Selain Ayahanda, Abu akui juga banyak guru-guru dan ulama lain yang berpengaruh dalam proses perjalannya dalam menuntut ilmu, diantaranya ada Abon Ar-razi pimpinan pesantren Darul Ilham sawah liek, ada juga Tgk Wan pesantren Ibrahimiyah di Tenom.

Dua orangitu awal yang memicu ia dalam mendalami kitab. Selain itu, ia mengakui juga ada guru lain yang berpengaruh sekali yaitu guru kelasnya Ustadz Zakaria gedong, beliau berada di gedong Aceh Utara tepatnya di Lhoksemawe, ada juga Tgk peudada, dan terakhir yang paling berpenaruh dalam hidupnya itu Ayah Subjinib beliau sudah meninggal dunia. Dan beliau di beri gelar “Kusuf”, Karena beliau yang paling berpengaruh sekali untuk modernisasi dalam mengaplikasikan apa yang ingin dipelajari untuk didengar oleh para jamaah.

Mendirikan Pesantren

Membangun pondok pesantren ini bukan karena semata-mata ia menganggap dirinya sudah hebat, melainkan hanya untuk mengamalkan apa yang sudah ia pelajari selama ini dan juga sekaligus untuk tempat beribadah dan tempat orang lain menuntut ilmu. Dan kebetulan juga masyarakat disekitarnya berbaik sangka kepadanya, hingga mereka mengantarkan anak-anak mereka kepada Abu. 

“Abu tidak menyangka yang awalnya hanya satu dua orang yang dating kepada Abu, hingga hari demi hari semakin banyak yang dating bahkan dari luar daerah dan luar  Negara pun dating menuntut ilmu ke tempat Abu”, tuturnya dengan terharu.

Hingga dari ketidak sengajaan itulah akhirnya mulai membangun balai-balai pengajian dan asrama-asrama, maka jadilah satu pesantren ini yang diberi nama “NUR YAQDHAH”.

Sekarang, pesantren yang ia pimpin sekarang menjadi salah satu tempat belajar ilmu agama yang memadukan tradisi salaf dengan pendekatan  modern agar ilmu agama lebih relevan berkembang pesat seiring berjalannya zaman.

Tantangan Zaman dan Metode Dakwah

Diera modern ini Abu Syukri sangat menyadari tantangan terbesar sekarang ini Adalah pengaruh teknologi terutama sekali itu HP. Disisi lain memang ada dampak poositif dari hp, terutama dalam proses belajar mengajar. Namun, disisi lain dampak negative nya banyak seperti hal-hal yang belum harus diketahui atau di pelajari tetapi sudah di pelajari.

Jadi menurut Abu ini tidak imbang, dan ini yang menyebabkan baik santri maupun siswa menjadi malas, malas belajar, malas menghafal, malas dalam berfikir, dan malas juga dalam muroja’ah, karena hanya mau yang instan-instan saja. 

“Apalagi dengan program AI kedepannya, jadi sebagai pimpinan dayah, Abu harus mengerti bagaimana menempatkan perssoalan ini nanti, sehingga para santri tidak terlalu bebal akan hp, kecuali apabila dia nanti sudah menjadi seorang guru baru di perbolehkan, tapi apabila ia masih menjadi seorang murid itu belum di perbolehkan”, tegasnya.

Kemudiah dalam metode berdakwah Abu menggunakan metode bil-lisan dan mujadalah. Karena ia gemar menyampaikan cerita-ceita ulama yang didalam kitab tauhid tasawuf di majelis ta’lim, tujuannya agar mudah ia menyampaikan dakwah melalui cerita tersebut, dan juga agar para jamaah lebih mudah mengingat isi pesan dakwahnya melalui cerita tersebut.

Sisi Lain Seorang Ulama

Sisi lain Abu yang biasanya diihat dari kharisma nya yang berwibawa dan teguh pendirian, ternyata Abu memiliki sisi lembut dan sederhana, salah satunya itu merawat bunga. Ia sangat suka mengurus dan menanam bunga, bahkan tanah untuk menanam bunga saja ia yang mengolahnya serta banyak juga bunga-bunga yang ia cangkok sendiri. Ia juga heran darimana ia bisa sangat bunga.

Ternyata cerita lama tentang kakeknya Abu yaitu “Abu Muda Waly”, beliau juga seorang pencinta bunga, bahkan di kubah makamnya beliau itu dulunya Adalah Kawasan kebun bunga beliau, ini bisa dilihat di pesantren beliau di “Pesantren Darussalam Al-Waliyah”. Jadi, bisa disimpulkan kebiasaan ia cinta terhadap bunga itu turun dari kakeknya, hingga Ketika ia melihat bunga, apapun beban fikiran yang ada di kepalanya seketika hilang jika sudah melihat bunga.

Selain hobinya yang gemar akan bunga, tak lupa juga ia menjaga kesehatannya, selain dengan istirahat yang cukup dan pola hidup sehat, ia juga punya cara unik lainnya dalam mejaga Kesehatan dan ini juga bermanfaat bagi semua orang apabila mau diamalkan.

“Pernah Abu lihat di kitab (Lum’atul Aurat) apabila kita bershalawat kepada Nabi, itu kita langsung dicintai oleh Allah, hingga shalawat ini langsung Abu terapkan menjadi bagian dari kegiatan santri sesudah jamaah magrib, terutama sekali shawalat (Kamilah) atau nama lain dari shalawat ini shalawat (Nariyah) atau shalawat (Tafridiyah)”. Terangnya.

Jadi, mau sesibuk apapun mau sejenuh apapun ia hanya bershalawat sebanyak sebelas kali saja, kemudian setelah itu ia langsung fresh.

Pesan untuk Generasi Muda

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved