Tanpa percepatan penyediaan sarana pendidikan, Aceh berisiko kehilangan momentum sejarahnya. Generasi muda kita bisa gagal bersaing di dunia kerja modern, lulusan SMK sulit terserap, dan bonus demografi justru berubah menjadi beban. Pendidikan yang lemah akan melahirkan sumber daya manusia yang rapuh dan pada akhirnya menghambat pembangunan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat. Akhirnya, kontribusi bidang pendidikan terhadap target capaian derajat kesejahteraan tidak dapat seperti yang diharapkan.
Kita harus memandang sarana pendidikan bukan sebagai beban biaya, melainkan investasi jangka panjang bagi masa depan Aceh. Setiap ruang kelas yang layak, laboratorium yang hidup, komputer yang memadai, dan akses internet cepat adalah bentuk nyata investasi pada manusia Aceh.
Generasi yang cerdas, terampil, dan kompetitif adalah modal utama untuk bangkit dan sejajar dengan daerah lain, bahkan dengan negara maju. Kini saatnya pemimpin Aceh mengambil langkah berani: menjadikan akselerasi sarana pendidikan sebagai prioritas utama. Sebab jika kita menunda hari ini, maka kita menunda masa depan generasi Aceh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.