Pojok Humam Hamid
Dana Otsus Jilid 2: Lagu Lama vs Otoritas Teknokratis - Bagian 1
Sejak 2008 hingga hari ini, triliunan rupiah dana otsus mengalir, tapi berapa banyak yang sungguh-sungguh membangun fondasi masa depan?
Dalam iklim seperti ini, pembangunan menjadi ritual administratif, bukan proses strategis.
Kita mengukur kemajuan dengan jumlah proyek, bukan dengan perubahan kualitas hidup.
Padahal pembangunan sejati memerlukan horizon waktu yang panjang, jauh lebih panjang dari masa jabatan siapa pun.
Lembaga teknokratik yang diusulkan bukan sekadar biro baru.
Ia adalah sistem keseimbangan baru.
Lembaga ini bukan sekadar dinas atau tim koordinasi biasa, melainkan entitas dengan struktur jelas, sumber daya profesional, dan mandat eksklusif untuk merancang, melaksanakan, serta mengawasi pembangunan berbasis Dana Otsus.
Ketua lembaga ini adalah Gubernur Aceh secara ex-officio.
Untuk menjaga profesionalitas dan menghindari intervensi politik jangka pendek, operasional lembaga ini dijalankan oleh dua co-chair atau ketua bersama.
Satu co-chair berasal dari kalangan profesional Aceh, yang dipilih melalui proses seleksi terbuka, transparan, dan berbasis merit oleh lembaga independen.
Setelah melalui proses ketat, tiga kandidat terbaik diserahkan ke Gubernur untuk dipilih dan ditetapkan.
Co-chair kedua ditunjuk oleh pemerintah pusat, juga melalui mekanisme seleksi dan uji kelayakan yang kredibel.
Dengan kepemimpinan co-chair, satu dari Aceh dan satu dari Pusat, lembaga ini akan menjadi ruang dialog rasional di mana keputusan besar diambil berdasarkan data dan argumentasi, bukan ego kekuasaan.
Ini penting karena hubungan Aceh-Jakarta sering kali tersandera oleh perbedaan tafsir otonomi.
Satu pihak merasa diatur, pihak lain merasa diabaikan.
Dalam lembaga bersama, keduanya duduk sejajar--bukan dalam posisi instruktif, melainkan kolaboratif.
Dana Otsus Aceh Diperpanjang
Dana Otsus Aceh
otonomi khusus aceh adalah
Aceh
pojok humam hamid
humam hamid aceh
Serambi Indonesia
Serambinews
| MSAKA21: Dakwah dan Penaklukan: Jejak Islam dari Peureulak ke Afrika Utara - Bagian XV |
|
|---|
| Pembangunan 50 Kota Prioritas Nasional: Mengapa Kota-Kota di Aceh Terabaikan? |
|
|---|
| Utang Kereta Cepat” Whoosh” Cina: Akankah Prabowo Mengikuti Jejak Mahathir? |
|
|---|
| MSAKA21 : Kerajaan Peureulak: Paku Bumi Pertama Islam Nusantara - Bagian XIV |
|
|---|
| Meritokrasi dan Middle Income Trap: Anies, Weber, dan Kaisar Wu |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.