Kupi Beungoh
Ketika Perpustakaan Kehilangan Suaranya di Tengah Bisingnya Dunia Digital
Dulu, perpustakaan adalah jantung kehidupan kampus: tenang, berwibawa, dan penuh ide. Tapi di akhir era 2025 ini, jantung itu berdetak semakin pelan.
|
Editor:
Amirullah
Dan mungkin, saat transformasi itu benar-benar terjadi, mahasiswa tidak perlu lagi memilih antara “warkop” atau “perpustakaan”. Karena keduanya bisa menyatu dalam satu ruang yang hidup, cerdas, dan penuh makna.
Penulis adalah mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca artikel KUPI BEUNGOH lainnya di SINI
Berita Terkait: #Kupi Beungoh
| Dibalik Kerudung Hijaunya Hutan Aceh: Krisis Deforestasi Dan Seruan Aksi Bersama |
|
|---|
| MQK Internasional: Kontestasi Kitab, Reproduksi Ulama, dan Jalan Peradaban Nusantara |
|
|---|
| Beasiswa dan Perusak Generasi Aceh |
|
|---|
| Menghadirkan “Efek Purbaya” pada Penanganan Stunting di Aceh |
|
|---|
| Aceh, Pemuda, dan Qanun yang Mati Muda |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.