Pojok Humam Hamid
Samudera Pasai dalam Rihlah Ibnu Batutah, Catatan Sang Musafir dan Tafisran Orientalis – Bagian XVII
nama Samudera Pasai di pesisir utara Aceh muncul secara eksplisit dalam karya monumental Rihlah Ibnu Batutah
Ibnu Batutah, meski hanya singgah sebentar, telah mencatat hal-hal yang paling esensial: keadilan penguasa, keilmuan para ulama, dan kerendahan hati masyarakatnya dalam menjalankan Islam.
Apa yang tampak sebagai catatan kecil dalam Rihlah ternyata membuka cakrawala besar tentang posisi Samudera Pasai dalam sejarah Islam dunia. Dari sisi studi sejarah, catatan ini menjadi fondasi untuk memahami bahwa Islam di Asia Tenggara bukan fenomena sekunder atau terbelakang, melainkan bagian dari arus utama sejarah Islam.
Pengakuan sang Musafir
H.A.R. Gibb, meski datang dari tradisi akademik Barat, mampu melihat bahwa penyebutan Samudra Pasai adalah jendela untuk menafsir ulang dinamika Islam global dengan mata yang lebih luas.
Kini, ketika dunia akademik semakin mendorong pembacaan ulang terhadap sejarah dengan perspektif dekolonial, maka catatan Ibnu Batutah tentang Samudra dapat kita klaim kembali sebagai bagian dari narasi kita sendiri.
Ia bukan sekadar pengesahan dari luar, tetapi pengakuan dari seorang musafir yang melihat kebenaran dan keindahan Islam yang hidup di pesisir Sumatra.
Ia mencatat apa yang ia lihat, dan dari catatan itulah kita bisa menelusuri bukan hanya jejak Ibnu Batutah, tetapi juga jejak kita sendiri dalam sejarah umat manusia.
Dengan membaca ulang Rihla, kita tidak hanya mengenang perjalanannya, tetapi juga merayakan jati diri sejarah kita.
Samudra Pasai bukan hanya pelabuhan masa silam, melainkan mercusuar peradaban yang cahayanya masih bisa kita rasakan hingga hari ini.
*) PENULIS adalah Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
Isi dari artikel ini menjadi tanggung jawab penulis.
ibnu batutah menceritakan bahwa islam masuk ke ind
ibnu batutah adalah
ibnu batutah samudera pasai
ibnu batutah berkunjung ke aceh
rihlah ibnu batutah
judul buku ibnu batutah
buku ibnu batutah tentang aceh
pojok humam hamid
humam hamid aceh
Serambi Indonesia
Serambinews
Meaningful
| Prabowo dan Transisi Yang Belum Selesai: Inversi Model Mahathir-Najib Atau Sebaliknya? |
|
|---|
| Khan, Aboutaleb, dan Mamdani: Fenomena Migran Muslim Menjadi Pejabat Publik di Eropa dan AS |
|
|---|
| MSAKA21 - Kerajaan Samudera Pasai: Hikayat Raja Raja Pasai dan Catatan Tome Pires – Bagian XVI |
|
|---|
| Gaza dan Yahudi Amerika: Dua Generasi, Dua Hati yang Berbeda |
|
|---|
| Dana Otsus Jilid 2: Lagu Lama vs Otoritas Teknokratis – Bagian Kedua |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.