KUPI BEUNGOH
Globalisasi dan Alam Gayo: Antara Kemajuan dan Ancaman Hijau
Sektor pertanian, terutama kopi Arabika Gayo, menjadi contoh paling nyata dari pengaruh globalisasi.
Pemerintah daerah bersama masyarakat Gayo perlu memperkuat pendidikan lingkungan sejak dini, serta menanamkan kembali nilai-nilai lokal yang berpihak pada keseimbangan alam.
Setiap kebijakan pembangunan harus mempertimbangkan daya dukung ekosistem dan risiko ekologis jangka panjang.
Generasi muda harus diberi ruang dalam gerakan hijau, baik melalui komunitas, sekolah, maupun inisiatif sosial. Hanya dengan kesadaran kolektif, Tanoh Gayo dapat bertahan di tengah gelombang global yang terus mengalir.
Tanoh Gayo bukan sekadar tanah tinggi yang indah ia adalah simbol keseimbangan antara manusia dan alam.
Di tengah arus globalisasi, kemajuan sejati bukanlah ketika kita mengorbankan hutan demi pembangunan, tetapi ketika kita mampu menjaga hijau daun kopi, jernih air pegunungan, dan sejuk udara yang menjadi napas kehidupan.
Jika masyarakat dataran tinggi Gayo mampu menjaga harmoni ini, maka dataran tinggi tersebut akan terus lestari sebagai perwujudan cinta manusia terhadap bumi di tengah dunia yang kian modern. (*)
Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca artikel KUPI BEUNGOH lainnya di SINI
| Ketika Buku Berdebu, dan Layar Jadi Teman: Masa Depan Perpustakaan di Era Digital |
|
|---|
| Biaya Hidup Melonjak dan Krisis Pekerjaan di Indonesia: Sebuah Tinjauan Filsafat Ilmu |
|
|---|
| Romantisasi Kerja Tanpa Pamrih |
|
|---|
| 3 Kuda Poni Kematian Finansial: Judi Online, Pinjol & Penipuan Menghancurkan Kelas Menengah Digital |
|
|---|
| Kisah Pilu Nelayan di Peukan Bada: Hidup di Gubuk Reot, Anak-anak Putus Sekolah |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.