Kupi Beungoh

Melupakan MoU Helsinki, Apa Tidak Salah Bung Benny K. Harman? 

MoU Helsinki bukan sekadar dokumen, melainkan narasi besar baru yang memberi rakyat Aceh mimpi tentang kesejahteraan

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/IST
Risman A Rahman, Pemerhati Politik dan Pemerintahan. 

Buku Sapiens ini berisi tentang sejarah manusia yang sukses bertahan hidup karena menguasai linguistik kognitif.

Narasi damai merujuk Harari adalah imajinasi politik yang memungkinkan rakyat Aceh dan Indonesia bekerja sama membangun masa depan. 

Sebagaimana Bagus Putra Muljadi, Profesor muda dari Universitas Nottingham Inggris menegaskan, bangsa tanpa narasi akan kehilangan arah. 

Tapi, narasi yang tidak ditumpu oleh ilmu pengetahuan juga akan patah, seperti yang sudah-sudah. 

Baca juga: Kecam Pernyataan Anggota DPR RI Benny K Harman, Jubir KPA: MoU Helsinki Harga Diri Rakyat Aceh

Bahaya Melupakan MoU Helsinki

Narasi Helsinki jelas memberi Aceh arah baru: bukan lagi sekadar melawan baru membangun, tetapi membangun seraya melawan setiap ketidakadilan, setiap kecurangan, setiap pembodohan. 

Jika MoU Helsinki diremehkan apalagi dipadamkan, maka rakyat Aceh akan kehilangan kepercayaan pada narasi damai. 

Ikrar Lam Teh sudah pernah ada tapi gagal, dan jika Helsinki pun yang sudah ada tapi dianggap tidak penting, maka ke depan tak ada lagi yang percaya pada narasi damai. 

Bangsa yang kehilangan kepercayaan pada narasi damai akan kembali ke narasi lama: perlawanan, dan merdeka. 

Karena itu narasi damai ini (MoU Helsinki) tidak boleh diejek. 

Ia adalah roh yang menyelamatkan Aceh dari neraka perang. 

Ia adalah pagar moral yang memastikan bangsa ini tidak kembali ke jurang kekerasan. 

Ia adalah zikir sosial--pengulangan yang bukan nostalgia, melainkan pengingat agar bangsa tidak mengulang tindakan berani mati, melainkan berani hidup, seperti pesan yang disampaikan dalam film Godzilla Minus One. 

Film Godzilla Minus One adalah kritik terhadap ritual bunuh diri (harakiri) dan misi bunuh diri (kamikaze) Jepang. 

Lewat film Godzilla Minus One, Jepang diingatkan bahwa masalah dan tantangan berat akan terus bermutasi, kuncinya ada pada kerjasama, lewat hidup saling menghormati dan saling berbagi peran. 

Mereka percaya, dengan hidup terhormat, Jepang akan terus hidup meski dilanda badai ujian berat. 

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved