Grab Bayar Penuh Korban Order Fiktif, Akun Pelaku Dinonaktifkan, Pelanggan Diimbau Bayar Non-Tunai
Berikut tanggapan resmi pihak Grab yang dikirim kepada Serambinews.com menanggapi pemberitaan media online ini kemarin, Rabu (8/4/2020).
Penulis: Mursal Ismail | Editor: Mursal Ismail
Orderan itu atas nama Alohot, Rinaldi, dan Ari yang masing-masing mereka memiliki 2 orderan.
Hingga pukul 8 malam, Wilandini menyebutkan bahwa total uang yang sudah dikeluarkannya sebanyak Rp 1.650.000.
Uang sejumlah itu ia keluarkan hanya untuk membayar 6 makanan yang bukan pesanannya.
Tak berhenti sampai disitu, orderan makanan lainnya ternyata masih terus berdatangan.
Ia sudah berusaha untuk menghubungi perusahaan ojol tersebut untuk memblokir alamat rumahnya.
Tapi sepertinya tanggapan dari perusahaan tidak secepat yang ia harapkan.
Pada akhirnya, total ada 11 orderan yang diantarkan ke rumahnya.
Diakui oleh Wilandini melalui curhatannya, ia sama sekali tidak mengetahui siapa dalang dan motif apa di balik peristiwa itu.
Menurutnya, ada yang memiliki i’tikad tak baik terhadap ia dan keluarganya.
Walau demikian, ia tidak tega melihat driver ojol itu harus menanggung keisengan customer yang tidak bertanggung jawab yang sudah merugikan mereka.
Terlebih di tengah situasi ekonomi yang sulit karena pandemi corona saat ini.
Meski Wilandini menyebutkan ada driver ojol menolak untuk dibayar orderan yang diantarkan oleh mereka, niat baik Wilandini tetap tidak berubah.
Beberapa solusi dari netizen diberikan padanya.
Seperti ia diminta untuk tidak membayar orderan karena driver ojol itu disebut akan mendapatkan reimburse (penggantian uang).
Akan tetapi, Wilandini justru terlihat kesal dengan solusi itu.
Menurutnya, jika memang diberikan reimburse, maka hal itu akan ditangani beberapa hari setelahnya.
Sementara driver-driver ojol tersebut hanya memiliki pendapatan per hari.
Karena rasa iba, ia pun mengambil solusi dengan membayar dan mengambil semua orderan itu.
Ia tetap membayar utuh harga pesanan, tapi beberapa di antara makanan itu dibagikan ke driver ojol.
Ada pula makanan yang diberikan utuh ke mereka.
Wilandini menganggap jika uang yang ia bayarkan itu akan kembali jika memang rezeki itu miliknya.
Antara ia dan driver ojol juga telah sepakat untuk mengembalikan uang Wilandini, jika seandainya driver tersebut mendapat reimburse dari perusahaan.
Tidak diketahui dimana peritiwa tersebut.
Serambinews.com telah mencoba untuk menghubungi Wilandini melalui direct messenger, namun belum mendapatkan jawaban.
Hingga pagi ini, dalam postingan terbarunya, Wilandini menyebut situasi masih aman karena pihak perusahaan sudah memblokir alamat rumahnya.
Tidak ada orderan baru yang datang sejauh ini.
Semua driver ojol yang mengantarkan orderan ke rumahnya pun sudah membuat laporan ke pihak perusahaan.
Kecuali driver ojol pertama karena masih belum mengetahui bahwa mereka akan menjadi korban dari tindakan tak bertanggung jawab itu.
Mengenai customer yang memesan orderan, dikatakan oleh Wilandini dalam postingan tersebut bahwa pihak ojol tidak bisa melacak nomornya.
Ia menyebutkan bahwa yang dapat melacak itu hanyalah pihak perusahaan.
Ia juga berterima kasih kepada teman-teman yang juga sudah turut membantunya dengan mentransfer biaya dari orderan itu.
Meski telah dirugikan, ia tetap merasa beruntung karena ditengah masa sulit pandemi saat ini, ia masih dapat membantu yang lain.
Berikut ialah daftar orderan makanan yang tidak dipesan oleh Wilandini, namun ditujukan ke alamat rumahnya.
- Orderan ke-1, KFC dan mkanan lain RP 230.000
- Orderan ke-2, Burger King Rp 230.000
- Orderan ke-3, Hokben Rp 250.000
- Orderan ke-4, Martabak Orins seharga RP 247.000.
- Orderan ke-5 makanan dari Richeese Rp 265.000
- Orderan ke-6, Macdonald Rp 250.000
- Orderan ke-7, Ayam Keprabon Rp 234.000
- Orderan ke-8, Macdonald Rp 250.000
- Orderan ke-9, BKB Rp 240.000
- Orderan ke-10, Martabak Rp 220.000
- Orderan ke-11, Kopisoe Rp 230.000 (*)