Citizen Reporter
Melirik Potensi Kopi Liberika, Kopi Rasa Nangka Asal Tangse Pidie
Di pegunungan Tangse, kopi liberika tumbuh subur dan lebat. Sepanjang perbukitan, pohon-pohon liberika ini tinggi menjulang.
Hanya saja, kopi liberika ini memiliki aftertaste, atau rasa tertinggal di mulut usai mencicipinya dan cenderung lebih bersih
• LIVE VIDEO - Pariwisata Aceh dan Kopi, Bersama Deputi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
• MAA: Tak Perlu Membatasi Perempuan ke Warung Kopi, Tapi Ini yang Harus Dilakukan
Subur, Lebat, dan Menjulang
Di pegunungan Tangse, kopi liberika tumbuh subur dan lebat.
Sepanjang perbukitan, pohon-pohon liberika ini tinggi menjulang.
Mulanya, kopi ini dibawa masa kolonialis Belanda.
Karakter liberika ini terlihat dari ukuran pohonnya lebih tinggi dari arabika.
Bahkan, bisa tumbuh hingga lima meter.
Produktifitasnya pun bisa dibilang cukup tinggi.
Dalam satu hektare, bisa menghasilkan 3 ton lebih.
Selain beraroma buah nangka, si biji hitam ini juga memiliki kadar kafein rendah, sehingga nyaman di perut.
Rasanya juga tidak terlalu pekat dengan kadar keasamannya seimbang.
“Ada empat varian kopi, yakni arabica, robusta, liberika, dan ekselsa. Alhamdulillah, di Tangse ada 3 jenis kopi yang tumbuh, yaitu arabica, robusta, dan liberika,” kata Edi Tangse.
Edi mengaku, profesi pemberdayaan bibit liberika itu kembali ditekuninya sejak tahun 2006 silam.
Salah satu alasannya, karena prihatin dengan banyaknya tanaman kopi liberika yang ditebang pemiliknya sejak tahun 1997.
• Secangkir Kopi Aren di Bukit Cinta
• Jeddah Minati Kopi Arabika Aceh
Selain sulit memanen karena pohohnya sudah besar dan tinggi, petani mulai menggantikannya dengan tanaman kakao.