Kisah ‘The Black Speed Boat’, Kapal Laut Sumbangan Saudagar Aceh yang Melegenda di Selat Malaka
Dibalik namanya yang melegenda, sayang hanya sedikit yang tahu bahwa kapal itu merupakan sumbangan dari saudagar Aceh.
Kisah ‘The Black Speed Boat’ Kapal Laut Sumbangan Saudagar Aceh yang Melegenda di Selat Malaka
Laporan Yocerizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kontribusi masyarakat Aceh terhadap kemerdekaan Indonesia memang tidak sedikit.
Salah satunya yang cukup terkenal adalah pesawat Dakota RI-001. Pesawat ini yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya maskapai penerbangan RI pertama, Garuda Indonesia.
Namun selain pesawat, masih ada sumbangan penting lainnya dari masyarakat Aceh. Yaitu sebuah kapal laut dengan nomor registrasi PPB 58 LB (Pendaftaran Pelabuhan 58 Labuhan Bilik). Kapal yang cukup berjasa bagi Republik ini.
PPB 58 LB digunakan untuk menembus blokade Belanda dan menjalankan misi-misi rahasia. Kapal ini cukup terkenal dan melegenda sehingga mendapat julukan dari jurnalis asing sebagai ‘The Black Speedboat’.
Dibalik namanya yang melegenda, sayang hanya sedikit yang tahu bahwa kapal itu merupakan sumbangan dari saudagar Aceh.
Sejarah lebih banyak menceritakan tentang sosok nakodhanya yang legendaris, Laksamana Muda TNI Jahja Daniel Dharma atau yang dikenal John Lie.
• Sekolah Militer di Amerika, jadi Pebisnis, Masuk Demokrat dan Jadi Sekjen, Siapa Teuku Riefky?
• Kilas Balik Pembelian Pesawat Seulawah, Di Hotel Atjeh Soekarno Menolak Makan Malam
John Lie yang kemudian dinobatkan sebagai pahlawan nasional berkat jasa-jasanya. Ia juga termasuk segelintir dari Perwira TNI AL keturunan Tionghoa.
Nah, kembali kepada kapal PPB 58 LB, kapal tersebut merupakan kapal sumbangan dari CTC (Central Trading Corporation). Sebagian referensi ada juga yang menulis Aceh Trading Company (ATC).
Sebagaimana dikutip dari artikel Wikipedia berjudul 'Teuku Abdul Hamid Azwar', ATC atau CTC ini didirikan tahun 1947 di Bukit Tinggi.
ATC didirikan oleh Letkol Teuku Hamid Azwar, perwira TNI asal Aceh, kelahiran Kutaradja (sekarang Banda Aceh) pada 23 Oktober 1916.
Namun Teuku Hamid Azwar tak sendirian mendirikan perusahaan itu. Perwira-perwira TNI lainnya yang terlibat yaitu Letkol Teuku M Daud (Samalanga) dan Letkol HA Thahir.
Hamid Azwar merupakan kakek dari Teuku Riefky Harsya, Anggota DPR RI saat ini yang juga Sekretaris Jenderal Partai Demokrat.
• Pengakuan Nyak Sandang Soal Pesawat Seulawah RI-001: Kami Patuh Ulama karena tidak Mau Terus Dijajah
• Nyak Sandang Menangis Haru Saat Naik dan Masuk ke Pesawat Seulawah RI-001 di Jakarta
Hamid Azwar jugalah yang dikemudian hari ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk mendirikan Departemen Store Sarinah. Departemen store termegah pada masa itu, yang terletak di Jalan Thamrin, Jakarta.