Perang Armenia dan Azerbaijan

Armenia Kini Menanggung Kerugian Akibat Sikap Agresifnya terhadap Azerbaijan

Azerbaijan membebaskan sebagian besar wilayahnya yang diduduki Armenia sejak 1994, termasuk wilayah pegunungan yang penting dan strategis.

Editor: Taufik Hidayat
AP
Pangkalan Anti Pesawat Armenia Dibom oleh jet tempur Azerbaijan, Minggu (27/9/2020). 

Sebagaimana diketahui, Armenia yang lebih siap perang pada tahap pertama (memiliki pasukan berpengalaman organisasi teroris ASALA, dan dukungan luar negeri yang sangat serius dari segi militer, ekonomi, dan diplomatik) menduduki sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan, melakukan pembantaian dan genosida di tanah Azerbaijan. Armenia membuat satu juta warga Azerbaijan mengungsi.

Armenia juga tidak pernah memenuhi resolusi Dewan Keamanan PBB dan organisasi internasional lainnya yang mengutuk pendudukan dan menuntut diakhirinya pendudukan secepat mungkin, tanpa syarat.

Negara itu percaya bahwa mereka akan terus menekan Azerbaijan dengan kemungkinan invasi besar-besaran dan serangan baru, dan dapat mencegah upaya Azerbaijan menyelamatkan tanahnya dengan dukungan militer Rusia. Faktanya, para pejabat Armenia mengungkapkan hal ini di setiap kesempatan, termasuk konflik Juli 2020 lalu.

Baru setelah konflik pada Juli 2020, sumber resmi mengumumkan bahwa lebih dari 500 ribu ton amunisi militer dari Rusia dan beberapa negara lain diangkut ke Armenia, serta sekitar 300 teroris PKK/YPG dari Timur Tengah. Informasi ini juga telah dikonfirmasi oleh negara-negara yang dilewati penerbangan yang mengangkut amunisi militer dan teroris.

Perang Azerbaijan-Armenia, Roket Hujani Kota Utama Karabakh, Suara Ledakan Hingga Listrik Padam

Tiga Nelayan Aceh yang Dipulangkan dari India akan Jalani Pemeriksaan Covid-19 di Jakarta

Buruh Siap Demo dan Mogok Kerja, Tolak RUU Cipta Kerja, Ini 7 Poin Utama yang Ditolak 

VIDEO - Demam Keladi Makin Menjadi-jadi, Diburu Hingga Suami Masuk Hutan

Saat berpidato di Majelis Umum PBB pada 25 September, Presiden Azerbaijan Aliyev memperingatkan bahwa Armenia sedang mempersiapkan provokasi besar lainnya dengan dukungan militer asing, dan mengundang organisasi internasional untuk mencegahnya.

Namun, para mediator dan organisasi internasional, terutama Ketua Bersama Kelompok Minsk dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), tidak mengambil langkah efektif dan oleh karena itu tidak mengherankan jika perang dimulai belakangan ini.

Armenia, yang selama bertahun-tahun melanggar prinsip-prinsip dasar hukum internasional, tidak melaksanakan keputusan organisasi internasional, dan terus-menerus menolak usulan solusi para mediator, terutama ketua bersama OSCE Minsk Group, mulai membuat berbagai klaim ketika mereka tidak dapat mempertahankan upaya Azerbaijan untuk menyelamatkan wilayahnya dari pendudukan.

Pada 29 September, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengklaim bahwa "pesawat tempur Turki berpartisipasi dalam perang dan menembak jatuh pesawat Armenia" dan Azerbaijan membawa "para jihadis" ke wilayah tersebut.

Jika Armenia lebih suka hidup bersama dalam damai daripada menjalankan kebijakan agresif terhadap tetangganya selama perpecahan Soviet, sumber daya besar yang digunakan untuk perang di Kaukasus di masa lalu akan lebih dari cukup untuk kesejahteraan Kaukasus.

Pada awal 1990-an, ketika negara-negara Kaukasus Selatan memperoleh kemerdekaannya, para diplomat Turki yang mengunjungi wilayah tersebut mengungkapkan pandangan dan dukungan mereka agar republik-republik baru tersebut dapat membangun masa depan mereka dengan cara yang lebih positif dengan mematuhi hukum internasional.

Tetapi Armenia selalu mengikuti kebijakan agresif terhadap tetangganya. Banyak peluang muncul untuk terciptanya perdamaian di wilayah itu namun mereka malah mulai menyerang wilayah Azerbaijan.

Hari Ini Arab Saudi Kembali Izinkan Umrah, Sempat Ditutup Selama Enam Bulan

Viral Video TKW Ngamuk di Bandara dan Tantang Presiden, Diduga Gagal Terbang Akibat Salah Catat Swab

Sudah Warisan Rp 1 Miliar Dibobol, Sang Pemilik Pun Dibunuh Sepasang Penari Seksi, Ini Penyebabnya

Ini Ramalan Orang Pintar Terhadap Pengembala Kerbau yang Diduga Hilang Saat Cari Janda Bolong

Keutuhan wilayah Azerbaijan harus dijamin tanpa syarat, kembalinya satu juta pengungsi ke tanah airnya, keamanan dan hak-hak dasar seluruh penduduk di wilayah tersebut, tanpa memandang asal etnis mereka, harus disediakan.

Semua ini akan menguntungkan tidak hanya Azerbaijan, tetapi juga Armenia dan seluruh wilayah.

Armenia akan berusaha menjadi negara normal dengan melepaskan kebijakan agresifnya terhadap tetangganya, dengan mempertimbangkan kepentingannya sendiri; atau mereka akan hidup dalam kebutuhan dukungan eksternal yang konstan, terjebak dalam tujuan yang ditetapkan untuk dirinya sendiri oleh kekuatan eksternal, tetapi itu jauh di luar kemampuan mereka.

Tetapi bahkan ini tidak mengubah tujuan Azerbaijan untuk memastikan integritas teritorial; itu hanya merugikan upaya untuk mengubah Kaukasus menjadi zona damai, kerja sama dan kemakmuran.(*)

Berita ini sebelumnya tayang di https://www.aa.com.tr/id/berita-analisis/analisis-armenia-menanggung-kerugian-akibat-langkah-agresifnya/1991515

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved