Pilpres AS 2020

Kalah Dalam Pilpres, Donald Trump dan Partai Republik Menolak Proses Masa Transisi Pemerintahan

Sejumlah pemimpin Partai Republik yang berpihak pada Trump tetap melanjutkan gugatan hukum guna membatalkan hasil pilpres AS 2020.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
AFP/Brendan Smialowski
Presiden AS Donald Trump tiba untuk berbicara di Brady Briefing Room Gedung Putih, Washington, DC AS, Kamis (5/11/2020) 

SERAMBINEWS.COM - Presiden Terpilih Joe Biden menolak sikap pemerintahan Donald Trump yang menolak memulai proses masa transisi.

Meski kalah dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2020, sejumlah pemimpin Partai Republik yang berpihak pada Trump tetap melanjutkan gugatan hukum guna membatalkan hasil pemilu.

Di sisi lain, para pemimpin dunia, seperti Presiden Perancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson hingga Presiden Indonesia Joko Widodo telah menyampaikan ucapan selamat kepada Joe Biden karena berhasil memenangakan Pilpres AS 2020.

“Saya ingin menyampaikan ucapan selamat kepada Anda (Joe Biden) dan Wakil Presiden Terpilih Kamala Harris,” kata Macron.

Sementara Boris Johnson mengucapkan, “Saya benar-benar memberi selamat kepada Presiden Terpilih Joe Biden dan Kamala Harris.”

“Ucapan selamat saya yang terhangat kepada @JoeBiden dan @KamalaHarris pada pemilihan bersejarah Anda,” kata Presiden Indonesia, Jokowi.

Baca juga: Trump Minta Pendukung Kumpul Uang Lunasi Utang Kampanye

Baca juga: 80% Rakyat AS Setuju Biden Menang Pilpres

Tetapi di dalam negeri Amerika sendiri terjadi kekisruhan politik di masa transisi pemerintahan.

“Akan ada transisi yang mulus pada pemerintahan kedua Trump,” demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo yang menolak menerima hasil pemilu.

Pernyataan Pempeo yang dikutip dari VOA, Kamis (12/11/2020), mengulangi seruan Presiden Donald Trump untuk hanya menghitung surat suara “yang sah,”.

Terminologi ini yang digunakan berulang kali untuk meningkatkan tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar bahwa Partai Demokrat telah mencuri hasil pemilu.

“Tidak ada bukti apa pun atas pernyataan-pernyataan yang disampaikan Trump atau Menteri Luar Negeri Mike Pompeo,” bantah Biden.

Biden pada Selasa (10/11/2020) menyebut penolakan Trump untuk mengakui kekalahannya sebagai sebuah hal yang “memalukan” tetapi secara umum meremehkannya.

Baca juga: Presiden Donald Trump Membersihkan Pentagon, Warga Amerika Serikat Mulai Khawatir

Baca juga: Janji Joe Biden Terhadap Muslim Amerika Serikat dan Dunia, Ini Beberapa Programnya

“Fakta bahwa mereka tidak mau mengakui bahwa kami menang,” tambahnya.

Hanya beberapa senator faksi Republik yang telah menyampaikan ucapan selamat kepada Biden dan wakilnya, Kamala Harris.

Mantan Presiden AS, George Walker Bush, presiden terakhir dari Partai Republik menyampaikan ucapan selamat kepada Joe Biden atas terpilihanya sebagai Presiden.

Sejumlah pemimpin Partai Republik lainnya berpihak pada Trump.

Pemimpin mayoritas Senat, Mitch McConnell mengatakan, “Presiden Trump seratus persen berhak menyelidiki tuduhan-tuduhan adanya kecurangan dan mempertimbangkan opsi hukumnya.”

Sebagian besar anggota Partai Republik secara pribadi mengakui bahwa Biden akan menjadi presiden berikutnya, tetapi enggan menantang Trump secara terbuka.

“Perhitungan politiknya adalah Anda tidak ingin berseberangan dengan Donald Trump,” ujar pakar strategi Partai Republik, Rob Stutzman.

“Ini politik, hanya dengan satu pernyataan dapat memicu kemarahan sekitar separuh Partai Republik terhadap Anda. Tidak ada yang ingin sakit kepala karena hal-hal ini,” tambahnya.

Baca juga: Kesuksesan Joe Biden, Kemenangan Penting Bagi Dunia, Pengacau Dunia, Donald Trump Telah Tersingkir

Baca juga: Pengamat Internasional Melaporkan Tidak Ada Penipuan Pemilu, Pukulan Telak Atas Klaim Trump

Persiapan untuk pelantikan presiden 20 Januari 2021 nanti sudah dimulai.

Tetapi proses transisi formal belum akan dimulai hingga pejabat Administrasi Layanan Umum yang ditunjuk oleh Trump mengumumkan hasil ini secara resmi.

Sejauh ini pejabat itu belum mengumumkannya.

Direktur Kajian Kepresidenan di Miller Center, Universitas Virginia, Barbara Perry mengatakan,

“Ia (Joe Biden) sangat memahami Gedung Putih dan birokrasi eksekutif serta bagaimana cara kerjanya, jadi ia akan membentuk tim transisi yang semuanya sudah berpengalaman.”

Tim Biden pada Selasa (10/11/2020) merilis nama-nama orang yang akan mengkaji tiap-tiap badan pemerintah guna membantu memastikan peralihan kekuasaan yang mulus. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Baca juga: Gisel Akhirnya Nonton Video Panas Mirip Dirinya, Sebut Tubuhnya Tak Semulus Cewek Itu

Baca juga: Bom Meledak di Monumen Perang Dunia I Jeddah, Arab Saudi, 3 Orang Terluka

Baca juga: Gubernur Aceh: November Kopi Gayo, Ajang Promosi Kopi pada Dunia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved