Kupi Beungoh
Pandemi, Ekonomi Digital, dan Gampong Meukat Dotcom (Bagian II - Habis)
Jiplakan Taobao Village untuk GampongMeukat.com, atau KeudeMeukat.Com sebagai sebuah gerakan besar mengangkat dan memperkuat UMKM daerah
Hanya saja yang diperlukan sekarang adalah kerja lebih pemerintah untuk penguatan UMKM nasional, sehingga mereka mampu berselancar dalam arus ekonomi digital kawasan dan global yang sedang dan akan terus terjadi.
Baca juga: Tokoh Media Muslim, Amani Al-Khatahtbeh Ribut dengan Pria Kulit Putih, Ditangkap di Bandara Newark
Milenial Aceh, UMKM, dan GampongMeukat.Com
Walaupun perkembangan UMKM yang terlibat dalam ekonomi digital masih sangat kecil, itu bukan berarti bahwa Aceh tudak punya potensi untuk mempunyai UMKM yang go internasional.
UMKM Aceh yang terdiri atas Usaha Menengah, Usaha kecil, dan Usaha mikro sebanyak 212,632 unit sudah saatnya disiapkan dengan sangat khusus untuk memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi digital ASEAN, di mana Indonesia diperkirakan akan beperan sangat besar.
Yang menjadi pertanyaan hari ini adalah dari target 8 juta UMKM nasional akan masuk ke dalam arus besar ekonomi digital ditahun-tahun mendatang berapa jumlahnya dari Aceh?
Demikian juga target startup yang dicanangkan oleh pemerintah, bahkan dari jumlahnya yang saat ini lebih dari 2.000 unit, berapa unit ada di Aceh?
Data tahun 2018 melaporkan di Sumatera, paling kurang ada 115 startup, dan dari jumlah itu berapa yang dimiliki oleh Aceh saat ini.
Cina telah menunjukkan kerja keras pemerintah, rakyat, pemerintah desa, dan pemerintah lokal, telah mampu membangkitkan ekonomi desa.
Kebijakan Taobo.com yang menghela ekonomi pedesaan melalui UMKM telah membuat kawasan pedesaan menikmati pertumbuhan ekonomi, menciptakan pekerjaan, meningkatkan pendapatan, dan bahkan mengurangi kemiskinan secara sangat mencolok.
Baca juga: Transaksi Digital Makin Digandrungi, OJK: Waspada Shadow Banking
Baca juga: Bank Aceh Menyongsong Era Digital, Dengan Mobil Banking Action, Kini Transaksi dalam Genggaman
Kekuatiran tentang teknologi digital yang semakin menyempitkan kesempatan ekonomi rakyat kecil diputarbalikkan oleh pemerintah Cina untuk menjadi juru selamat ekonomi “wong cilik”.
Konsep Taobao village Cina bukan tidak mungkin bisa dijadikan inspirasi untuk menghidupkan ekonomi pedesaan Aceh melalui ratusan ribu UMKM yang tersebar di pantai barat selatan, wilayah tengah, dan pantai utara-timur.
Seperti halya di Cina, UMKM kita juga berpotensi untuk bergerak di sektor pertanian, pengolahan hasil pertanian, kerajinan dan industri kreatif, logistik, bahkan urusan berbagai jasa.
Namun, setiap pekerjaan besar seperti itu, apalagi mengurus ekonomi pedesaan memerlukan komitmen dan visi yang kuat dari pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten kota.
Jiplakan Taobao Village untuk GampongMeukat.com, atau KeudeMeukat.Com sebagai sebuah gerakan besar mengangkat dan memperkuat UMKM daerah, baik di kota maupun desa bukanlah sebuah dosa besar.
Aceh harus punya konsep besar untuk memberdayakan apa yang sudah ada dalam masyarakat yang hanya tinggal penguatan dan pemberdayaan untuk masuk dalam arus ekonomi digital yang sedang bergulir kencang.