Luar Negeri

Hari Ini Setahun Lalu, Kota Wuhan China Mencekam karena Corona, Seperti Kota Hantu, Ini Kilas Balik

China dan sejumlah pemerintah di seluruh dunia pun ramai-ramai menutup atau me-lockdown negaranya saat virus corona menyebar secara global.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail

China dan sejumlah pemerintah di seluruh dunia pun ramai-ramai menutup atau me-lockdown negaranya saat virus corona menyebar secara global.

SERAMBINEWS.COM – Kata ‘lockdown’ menjadi sangat populer di telinga masyarakat dunia saat ini.

Ya, kata itu diartikan sebagai kata ‘penutupan’ atau ‘pembatasan’ di suatu wilayah karena kasus penyebaran virus corona atau Covid-19.

Kasus yang muncul di akhir tahun 2019 itu membuat dunia menjadi mencekam.

Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China menjadi wilayah pusat penyebaran virus corona.

Pada pukul 10 pagi waktu setempat tanggal 23 Januari 2020, angkutan umum dihentikan di kota itu.

Transportasi umum dilarang masuk dan keluar kota tanpa izin khusus dari otoritas.

Baca juga: Direkam Diam-diam, Petugas Medis Wuhan Akui Disuruh Berbohong soal Bahaya Virus Corona

Baca juga: AS Tuding Staf Laboratorium Wuhan Sebagai Korban Pertama Virus Corona

Baca juga: Tim WHO Tiba di Wuhan, Untuk Menyelidiki Sumber Asli Virus Corona

Jutaan warga dunia menyaksikan kengerian penutupan wilayah itu.

Kota Wuhan menjadi mencekam, warga dilarang keluar rumah.

Serambinews.com pun tak luput menghadirkan video eksekutif ‘mencekamnya’ Kota Wuhan ditengah keheningan.

Satu per satu, daerah yang berdekatan di provinsi Hubei mulai terpukul parah dengan penyebaran virus corona yang begitu cepat.

China dan sejumlah pemerintah di seluruh dunia pun ramai-ramai menutup atau me-lockdown negaranya saat virus corona menyebar secara global.

Januari 2021, dunia masih terus dibayang-bayangi virus corona. Namun bagaimana kondisi Kota Wuhan saat ini?

Melansir dari Bangkok Post, Sabtu (23/1/2021), Wuhan saat ini tidak seperti kota hantu yang terkunci tahun lalu.

Aktivitas kota itu sudah berjalan normal kembali.

Baca juga: Laporkan Virus Corona Pertama di Wuhan, Jurnalis Tiongkok Dipenjara Empat Tahun

Baca juga: Warga Wuhan Hura-hura Pesta Clubbing Sudah Bebas dari Covid-19, Hotman Paris: Kita Gimana?

Kendaraan roda empat sudah memenuhi jalanan dan lalu lintas tampak padat.

Lalu lalang orang tampak memenuhi pedestrian di setiap sudut-sudut kota.

Transportasi umum sudah kembali berjalan, warga sudah bisa mengakses segala fasilitas kota.

"Saya ketakutan tahun lalu tetapi banyak hal telah membaik sejak pandemi telah dikendalikan," kata seorang yang tengah berolah raga tanpa masker itu.

Pria yang berusia 20-an bergabung dengan banyak orang yang tengah berolahraga di bawah indahnya langit di sepanjang Tepi Sungai Yangtze di Wuhan pada Sabtu, (23/1/2021).

Warga bersantai dengan balon renang di salah satu kolam di Kota Wuhan, China.
Warga bersantai dengan balon renang di salah satu kolam di Kota Wuhan, China. (SBS News / AFP)

‘Hidup sudah normal’

Ingatan tentang cobaan berat Kota Wuhan masih membekas.

Terutama ketika cluster Covid-19 menjadi menyebar di seluruh China, mendorong pengujian massal di Beijing dan menutup semua akses ke China.

Huang Genben (76), menghabiskan 67 hari di rumah sakit untuk melawan virus yang menyerang sistem pernapasan ini.

Ia mengalami batuh darah dan berfikir akan meninggal dunia.

"Ketika saya memejamkan mata di malam hari, saya tidak tahu apakah saya akan membukanya lagi," kata Huang kepada AFP.

Sama seperti warga China lainnya,  dia menjadi senang virus corona di China sudah berhasil di kendalikan.

Virus corona telah menewaskan sedikitnya dua juta orang secara global dan terus mengalami penambahan.

Tetapi di China pihak berwenang telah melaporkan kurang dari 5.000 kematian, sebagian besar datang di Wuhan pada awal pandemi.

Baca juga: Kisah di Balik Perang Lawan Covid-19 di Wuhan, Tutupi Fakta hingga Pemecatan Pejabat Pemerintah

Baca juga: Pemerintah Wuhan Resmi Larang Konsumsi dan Perdagangan Hewan Liar

Wuhan pada hari Sabtu (23/1/2021) merayakan pesta besar, karena wabah itu telah berhasil di kendalikan.

Penari lansia berputar-putar di taman dan kedai-kedai ramai menjual minuman khas China

Namun, Pemerintah China tampaknya telah mendorong narasi propaganda resmi.

Narasi keberhasilan pemerintah dalam menekan angka virus corona di Wuhan terus digaungkan.

Narasi propaganda itu berfokus pada tanggapan dan pemulihan Covid-19 di China yang "heroik".

Beijing tetap tutup mulut mengenai tuduhan atas penyebab penyebaran virus corona di seluruh dunia.

Beijing terus berusaha menutupi hal itu atau enggan disalahkan atas penyebaran wabah, dengan mengklaim berhasil menangani wabah dan ‘negara lain harus mencontohnya’.

Orang-orang yang memakai masker menunggu di Stasiun Kereta Api Hankou di Wuhan, untuk naik salah satu kereta pertama yang meninggalkan kota di provinsi Hubei tengah China awal 8 April 2020. Pihak berwenang Wuhan mencabut larangan lebih dari dua bulan untuk perjalanan keluar dari kota. di mana pandemi global pertama kali muncul.
Orang-orang yang memakai masker menunggu di Stasiun Kereta Api Hankou di Wuhan, untuk naik salah satu kereta pertama yang meninggalkan kota di provinsi Hubei tengah China awal 8 April 2020. Pihak berwenang Wuhan mencabut larangan lebih dari dua bulan untuk perjalanan keluar dari kota. di mana pandemi global pertama kali muncul. (HECTOR RETAMAL / AFP)

Virus corona diyakini telah menyebar dari pasar Wuhan, tempat segalam macam hewan-hewan dijual sebagai menu makanan.

Tetapi otoritas China  sangat sedikit merilis informasi tentang asal-usul virus tersebut, memicu seruan negara-negara barat untuk bersikap transparansi.

Peringatan ‘lockdown’ datang dari para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelum memulai penyelidikan asal-usul virus corona.

Baca juga: Kabar Baik, Tak Ada Satu pun Kasus Virus Corona di Wuhan Setelah Lakukan Tes pada 9,9 Juta Penduduk

Baca juga: Kasus Penularan Corona Tinggi, Surabaya Disebut Bisa Jadi Wuhan Kedua, Kini Fakta Baru Terkuak

WHO mengatakan Jumat (22/1/2021), masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan apakah pandemi ini dimulai di China.

"Semua hipotesis ada di meja," kata direktur darurat WHO Michael Ryan.

Peringatan setahun ‘lockdown’ itu hampir tidak diakui di China pada Sabtu (23/1/2021) pagi.

Tidak ada pernyataan awal pemerintah yang terlihat dan sedikit pemberitaan di media propaganda China.

Sementara negara-negara lain, terutama Amerika Serikat, ragu-ragu dengan respons virus corona.

Mereka menyebut, Wuhan yang ditutup sepenuhnya, menjerumuskan ekonominya ke dalam resesi.

Sekarang, aktivitas di Wuhan membuktikan peningkatan yang mengesankan, tetapi beberapa orang mengatakan itu masih belum normal kembali

Xu Jiajun, seorang pedagang kaki lima berusia 58 tahun, mengatakan bahwa keadaan tetap sulit.

"Situasinya tidak bagus. Saya tidak memiliki penghasilan yang stabil seperti sebelumnya. Banyak hal telah berubah," katanya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Baca Juga Lainnya:

Baca juga: Pasang Kamera Pengintai di Dapur, Pria Ini Syok Lihat Istrinya Lakukan Hal Tak Terduga pada Kopinya

Baca juga: 14 Makanan Pahit yang Menurunkan Gula Darah, Cocok untuk Penderita Diabetes, Ada Pare hingga Temurui

Baca juga: Hari Ini, Tanah Bergerak di Lamkleng Turun 50 Sentimeter, Total Penurunan Mencapai 4 Meter

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved