Berita Kutaraja
Gubernur Aceh Bahas Investasi Hijau dengan Investor Energi di Abu Dhabi, Begini Komitmennya
Gubernur Aceh menyampaikan, salah satu target pembangunan Aceh adalah meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi Aceh.
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Saifullah
Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Di sela-sela kunjungan ke Abu Dhabi untuk menindak lanjuti letter of Intent pengembangan pariwisata di Pulau Banyak, Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, MT bersama delegasi Aceh menggelar pertemuan dengan sejumlah pihak swasta di negara kaya minyak tersebut.
Bertempat di Kantor Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC), Rabu (7/4/2021), Gubernur bertemu dengan Przemek Lupa dan Fatima AlMadhloum AlSuwaidi dari Masdar, sebuah anak perusahaan Mubadala untuk membicarakan kemungkinan investasi di bidang energi terbarukan di Aceh.
Hadir dalam degelasi itu adalah Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Aceh, Marthunis, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin, Wakil Ketua DPR Aceh, Hendra Budian, Staf Khusus Gubernur Aceh, Iskandar, Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, dan Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh, Rahmadhani.
Untuk diketahui, Masdar memiliki portofolio usaha di bidang energi berkelanjutan dan teknologi serta inovasi.
Saat ini, Masdar beroperasi di lebih 30 negara, melakukan investasi lebih US$ 19,9 miliar, dengan total energi yang dibangun sebesar 10,7 Gigawatt.
Baca juga: VIDEO Rekonstruksi Kasus Pembakaran Kantor Bupati Bireuen, Tersangka Dihadirkan Bawa Linggis
Baca juga: Atjeh Connection Foundation Galang Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di NTT
Baca juga: Kakek Perkosa Cucu di Aceh Besar Mulai Disidangkan di MS Jantho, Terancam Dicambuk 200 Kali
Di Indonesia, Masdar saat ini sedang bersiap membangun pembangkit listrik tenaga matahari di Waduk Cirata, Jawa Barat dengan kapasitas 145 MW.
Masdar merupakan, simbol dari kebijakan transisi ekonomi Uni Emirat Arab dari berbasis sumber daya alam minyak dan gas menjadi berbasis pengetahuan dan keberlanjutan.
Dalam pertemuan dengan Masdar, Gubernur Aceh menyampaikan, salah satu target pembangunan Aceh adalah meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi Aceh.
“Target ini sejalan dengan Program Unggulan Aceh Green dan Aceh Energi yang menjadikan energi terbarukan sebagai sasaran peningkatan dalam penyediaan energi di Aceh, ” sebut Nova.
Gubernur Aceh menawarkan peluang bagi Masdar untuk menggantikan pembangkit energi berbasis fosil/diesel dengan pembangkit energi terbarukan terutama di daerah kepulauan seperti Sabang, Simeulue, dan Pulau Banyak.
Baca juga: Fakta Pembakaran Kantor Bupati Bireuen Diungkap Polisi, Ternyata untuk Menghilangkan Jejak Pencurian
Baca juga: Rekonstuksi Ulang Kasus Pencurian dan Pembakaran Kantor Bupati Bireuen, Ini Adegannya
Baca juga: Presiden Sahkan Inpres Optimalisasi Pelaksanaan Program Jamsostek, Seluruh Elemen Diminta Mendukung
Dalam kesempatan itu, Kepala DPMPTSP, Marthunis menambahkan, bahwa Pemerintah Aceh menjamin bahwa proses perizinan investasi di Aceh mudah dan cepat.
“Untuk mendapatkan rekomendasi Gubernur, dipastikan hanya membutuhkan waktu 10 hari kerja sejak perizinan diajukan dengan persyaratan yang lengkap, ” tegas Marthunis.
Dalam kesempatan yang lain di Abu Dhabi, Gubernur Aceh juga melakukan pertemuan dengan Perwakilan Petro Gold Dubai terkait rencana investasi di hilirisasi kehutanan terutama komoditas kayu cendana.
Petro Gold merupakan perusahaan penyuplai minyak kayu cendana terkemukan di kawasan timur tengah.
Perwakilan Petro Gold LLC, Arkash Shetty dalam pertemuan di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Abu Dhabi, Selasa (6/4/2021), menyampaikan, perusahaannya telah menandatangani kesepakatan pembelian kayu cendana dengan salah satu kelompok tani hutan tahun 2020.
Baca juga: SKPK Simeulue Teken MoA dengan FISIP dan FE-UTU
Baca juga: BPJS Ketenagakerjan Lhokseumawe Cetuskan I-Project, Rangkul Seluruh Elemen Pemerintah
Baca juga: Bupati Sarkawi: Tekankan Pentingnya Data yang Valid untuk Mengambil Kebijakan
“Kami berkomitmen untuk membangun industry kayu cendana di Aceh. Sejalan dengan hal tersebut, kami sudah mendirikan badan hukum Indonesia yang bernama PT Eby Essentials sebagai bukti keseriusan berinvestasi di Aceh, ” jelas Arkash.
Selain melakukan pembelian kayu cendana dari petani, PT Eby Essentials juga sedang mengajukan konsesi lahan kepada Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh untuk penanaman kayu cendana.
Penanaman ini ditujukan untuk menjamin pasokan bahan baku untuk Industri yang akan dibangun di Kawasan Industri Aceh atau KIA Ladong.
Arkash menambahkan, bahwa penanaman kayu cendana oleh PT Eby Essentials akan melibatkan transfer pengetahuan tentang bagaimana melakukan budidaya kayu cendana secara lebih cepat panen dan juga berkelanjutan.
Menanggapi rencana PT Ebby, Gubernur Aceh menyarankan, agar rencana itu segera direalisasikan.
Baca juga: Abusyik Lantik Ratusan Kepala Sekolah, Puluhan Memasuki Pensiun
Baca juga: VIDEO Dua Pria Tertidur di Mobil Membuat Macet Lalu Lintas
Baca juga: Pergi Keluar Beli Air Minum, Pria Ini Tewas Kejang-kejang Setelah Dihukum Squat 300 Kali Oleh Polisi
“Apalagi saat ini, PT PEMA sebagai pengelola KIA Ladong sedang menawarkan paket promosi investasi melalui pembebasan/pengurangan tarif sewa lahan. Prinsipnya First Come, First Serve,” tukas Gubernur Aceh.(*)