Update Covid 19

Thailand Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19, Catatkan Kasus Kematian Tertinggi, RS Makin Penuh

Wabah baru termasuk varian B.1.1.7 yang sangat mudah menular, telah menyumbang sekitar setengah dari total kasus dan kematian selama pandemi.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
Lillian SUWANRUMPHA / AFP
Petugas kesehatan merawat orang-orang yang tiba di kuil Wat Saphan yang diubah sebagai pusat isolasi untuk pasien virus korona Covid-19 di Bangkok pada 29 April 2021, ketika negara itu berjuang untuk menahan gelombang ketiga sejak wabah terdeteksi di distrik kehidupan malam ibu kota. 

SERAMBINEWS.COM, BANGKOK - Thailand pada Sabtu (1/5/2021) melaporkan rekor harian baru kasus kematian.

Kementerian Kesehatan negara itu melaporkan 21 kematian pagi hari ini.

Kementerian kesehatan melaporkan 1.891 kasus baru, sehingga jumlah total infeksi menjadi 67.044 sejak pandemi dimulai tahun lalu, dengan total 224 kematian.

Thailand sedang memerangi gelombang baru Covid-19 yang sengit setelah negara berhasil mengendalikan virus yang menyerang sistem pernapasan.

Thailand tengah bersiap-siap membuka pendaftaran untuk kampanye vaksinasi massal yang telah lama ditunggu-tunggu.

Wabah baru termasuk varian B.1.1.7 yang sangat mudah menular, telah menyumbang sekitar setengah dari total kasus dan kematian selama pandemi.

Selama April 2021, Thailand melaporkan 36.290 infeksi kauss dan 109 kematian.

Baca juga: Di India, Pria Usia 70 Tahun Bawa Jenazah Istri yang Positif Corona Pakai Sepeda, Warga Takut Bantu

Baca juga: Penggali Kubur di India tak Bisa Berpuasa, Saking Banyaknya Mayat Hingga Bekerja 24 Jam

Kekurangan tempat tidur rumah sakit di Thailand telah membebani sistem kesehatan negera itu karena gelombang baru virus Corona.

Pada Kamis (29/4/2021), Pusat Administrasi Situasi COVID-19 (CCSA) melaporkan 1.871 kasus baru dan 10 kematian.

Meskipun jumlah kasus harian turun di bawah 2.000 untuk pertama kalinya dalam enam hari, rumah sakit semakin dipenuhi dengan pasien dengan kondisi parah.

Data Kementerian Kesehatan Thailand menunjukkan peningkatan bertahap pada pasien dengan kebutuhan intubasi dan mereka yang menderita pneumonitis atau radang jaringan paru-paru, yang dapat menyebabkan gagal napas dan kematian. 

Jumlah pasien tersebut melebihi 1.000 orang pada hari Kamis kemarin.

Peningkatan infeksi yang terus menerus telah menyebabkan dibukanya beberapa rumah sakit darurat di lapangan dan rumah sakit hotel secara nasional.

Di mana lebih dari 10.000 tempat tidur sudah disiagakan.

Baca juga: Arab Saudi Wajibkan Pekerja Disuntik Vaksin Covid-19, Syarat Masuk Kerja

Baca juga: Cari Bantuan Oksigen di Twitter untuk Kakeknya yang Sedang Sakit, Pria India Ini Malah Dipidanakan

Namun, fasilitas ini hanya dapat menampung pasien asimtomatik dan mereka yang memiliki gejala ringan. 

Bagi mereka yang memiliki gejala sedang atau kondisi parah, perlu dirawat di rumah sakit biasa.

Menurut Departemen Pelayanan Medis, ada 44.560 tempat tidur rumah sakit di seluruh Thailand

Per 27 April 2021, sebanyak 22.865 tempat tidur telah tersedia. 

Tetapi lebih dari setengahnya terletak di rumah sakit lapangan dan rumah sakit hotel, sementara sejumlah besar tempat tidur di rumah sakit biasa telah digunakan.

 “Jadi, sejujurnya, kami menghadapi situasi yang sulit di mana kami tidak memiliki banyak ruang tersisa untuk pasien baru kecuali jika dikelola dengan baik,” kata wakil direktur Departemen Pelayanan Medis, Nattapong Wongwiwat, dikutip dari CNA.

“Kami tidak dapat menerima 100 persen pasien dan inilah mengapa kami perlu mengelolanya dengan memesan tempat tidur," sambungnya.

Menurut Nattapong, penting untuk secara bertahap mengeluarkan pasien dari ruang isolasi infeksi setelah mereka pulih untuk memberi ruang bagi mereka yang lain. 

Pada saat yang sama, katanya, Thailand juga membutuhkan lebih banyak kamar seperti itu di rumah sakit swasta dan umum.

Baca juga: India Gunakan Masjid Sebagai Bangsal Penanganan Pasien Virus Corona

“Ruang isolasi infeksi masih tersedia di rumah sakit swasta tetapi untuk setiap pasien yang dirawat di sana, itu tergantung pada diagnosis dokter,” kata Nattapong.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan tempat tidur rumah sakit, perhatian publik telah dialihkan ke sistem kesehatan Thailand di tengah laporan kekurangan tempat tidur dan konsekuensi kematian pasien yang tinggi.

Pekan lalu, seorang wanita berusia 85 tahun meninggal di rumahnya di Bangkok saat menunggu tempat tidur di rumah sakit

Kasusnya menarik perhatian publik ketika video TikTok menjadi viral, menunjukkan tiga wanita lansia terjebak di rumah mereka sendiri setelah dinyatakan positif mengidap virus corona. 

Seorang yang berusia 85 tahun itu dalam kondisi kritis. 

Dia terlihat berbaring di lantai di belakang dua saudara perempuannya, berusia 70 dan 75 tahun.

“Ke unit mana pun, tolong cepat datang ke sini dan bawa dia. Kakakku sekarat dan belum makan selama berhari-hari,” suara dalam video itu.

“Dia sudah tidur sejak tadi malam dan tidak mau bangun. Biasanya, dia bangun untuk minum kopi di pagi hari, ”kata salah satu saudara perempuannya.

Video tersebut diunggah pada 13 April 2021 sebelum menjadi viral. 

Baca juga: Kasus Covid-19 di Langsa Naik Menjadi 20 Orang, Ini Jumlah Pasien Positif Corona Meninggal

Sembilan hari kemudian, wanita lanjut usia dalam kondisi kritis tersebut dilaporkan meninggal di rumah saat menunggu perawatan.

Menurut kerabat keluarga, mereka telah mencoba menghubungi petugas kesehatan, tidak ada ambulans yang dikirim untuk menjemput mereka.

“Semua orang menyesal dan telah mencoba yang terbaik untuk menyelesaikan masalah. Tetapi bahkan melakukan yang terbaik saja tidak cukup, ”kata Anutin Charnvirakul kepada wartawan setelah mengetahui tentang kematian wanita tua itu.

Kasusnya adalah salah satu dari beberapa kasus lain di mana orang yang terinfeksi tidak segera mendapatkan tempat tidur rumah sakit.

Menurut asisten juru bicara CCSA, Apisamai Srirangsan, pemerintah dan unit terkait mengetahui situasi tersebut dan sedang bekerja untuk mengatasinya.

“Saya ingin menekankan bahwa semua unit yang menyediakan layanan telah mencoba untuk berdiskusi, berkoordinasi dan membuat kesimpulan setiap hari untuk membawa mereka ke pusat kesehatan,” katanya.

Baca juga: Pemerintah Panik, Mutasi Virus Baru Penyebab Covid-19 dari India Masuk Indonesia Jangkiti 10 Orang

“Setiap hari, kami tahu ada pasien yang menunggu tempat tidur dan manajemen yang memungkinkan mereka menerima perawatan yang tepat. Tetapi pada saat yang sama, kami terus memiliki pasien baru dan jumlah mereka meningkat secara dramatis,” tambahnya.

Data dari Kementerian Kesehatan Umum menunjukkan lonjakan jumlah kasus harian dari 194 kasus pada 5 April 2021 menjadi 2.070 kasus pada 23 April 2021.

Jumlah kasus harian tetap lebih tinggi dari 2.000 hingga Kamis.

“Beberapa rumah sakit melaporkan bahwa 25 persen hingga 50 persen pasien mereka adalah pasien dengan kondisi parah yang membutuhkan intubasi,” kata Apisamai. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

BERITA TERKAIT

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS

Baca Juga Lainnya:

Baca juga: Sekongkol Beri Pelayanan Pakai Alat Tes Antigen Bekas, Bos Kimia Farma Hasilkan RP 30 Juta per Hari

Baca juga: Jubir Sebut Pos Komando Gampong Efektif Tekan Kasus Covid-19 di Aceh

Baca juga: Pembeli Chip Higgs Domino di Pidie Dihukum Cambuk, Eksekusi Usai Ramadhan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved