Kupi Beungoh
Ekonomi Gampong Bakongan: Menanam Jagung di Kebun Sawit, Tesis Denys Lombard Benar di Trumon (IX)
Penanaman jagung telah membuat gulma di kebun sawit terkontrol, apalagi dengan kehadiran petani setiap hari ke lahan jagung dan sawit itu.
Menunggu sampai tanaman berproduksi-untuk sawit rakyat 3.5-4 tahun bukanlah pekerjaan mudah.
Jangankan biaya perawatan sawit, bagi rakyat pekebun sawit, biaya hidup sehari-hari saja amat sukar untuk ditangani.
Kesuburan dan ketersedian lahan yang begitu luas dan terbuka di kawasan Trumon pasca tahun 2000 telah membuat eksplorasi dan migrasi “musiman” suku Alas terjadi, dan tanaman jagung mulai diperkenalkan.
Pasca-Aceh damai, dengan harga sawit yang relatif baik, ditambah dengan kemudahan pemasaran ke sejumlah PKS di Subulussalam, penanaman sawit rakyat di kawasan pantai barat selatan mulai bergerak.
Harga dan bencana alam banjir adalah dua “hama non biologi” yang membuat penanaman jagung naik turun.
Akan tetapi ketika tahun-tahun awal penanaman jagung seperti 2011, jumlah lahan seluruh Aceh Selatan sekitar 5.000 hektare, pada tahun 2019 untuk tiga kecamatan Trumon saja, luas penanaman jagung mencapai 2220 hektare, sementara untuk seluruh Aceh Selatan mencapai 4274 hektare (BPS Aceh Selatan 2020).
Setelah lebih kurang 4 tahun “persaudaraan’ antara jagung dan sawit berjalan, tiba masanya jagung tidak bisa di tanami lagi, dan terjadi pengurangan tanaman jagung untuk lahan lama, namun diikuti dengan pembukaan lahan baru.
Pengurangan jumlah areal penanaman jagung terjadi, disamping persoalan harga yang kadang turun, juga terjadi karena banyak lahan sawit yang dahulunya ditanami jagung pada tahun-tahun awal sawit, kini telah sepenuhnya tertutup dengan tanaman sawit yang telah berstatus TM sawit -tanaman menghasilkan.
Jika antara tahun 2005-2012 jumlah lahan sawit rakyat di Aceh Selatan sekitar 4.373 hektare, pada tahun 2019 jumlah itu telah menjadi 11.578 hektar (BPS Aceh Selatan 2020).
Semuanya tersebar di Aceh Selatan bagian timur, di seluruh wilayah eks kecamatan Kluet dan Pasi raja, eks kecamatan Bakongan, dan eks kecamatan Trumon.
Jumlah itu terus bertambah, misalnya dari tahun 2018 -2019 saja bertambah 810 hektare.
Dan itu adalah perkebunan rakyat, dengan jumlah petani yang menanam lebih dari 10 hektare cukup terbatas.
Di tiga kecamatan Trumon jumlah areal sawit hampir setengah dari seluruh jumlah lahan sawit yang ada di Aceh Selatan, yakni 4.746 hektare, dengan penguasaan perusahaan BUMN PT ASN sebesar 1.400 hektare.
Baca juga: Mewujudkan Pusat Logistik Berikat dan Industry Processing di Aceh, Mungkinkah?
Baca juga: Cari Warga Trumon Hilang di Bakongan Timur, Tim SAR Gabungan Sisir Perkebunan Sawit, Begini Hasilnya
Alatas dan Lombard: Trumon, Lada, dan Sawit
Apa yang terjadi dengan petani sawit Trumon secara gamblang mengambarkan mitos pribumi malas itu sama sekali tidak relevan.