Opini

LGBT vs Fitrah Kemanusiaan

Islam tidak menolerir bahkan melarang secara tegas caracara yang bertentangan dengan syariat Islam, seperti praktik LGBT, dan sejenisnya

Editor: bakri
zoom-inlihat foto LGBT vs Fitrah Kemanusiaan
For Serambinews.com
ABDUL GANI ISA,  Anggota MPU Aceh/Staf Pengajar Pascasarjana UIN Ar-Raniry

Perlu dicatat bahwa gerakan penyebaran gaya hidup gay (LGBT) didukung oleh dana internasional yang memang bertujuan untuk melegalkan keberadaan gay dan perkawinan sejenis.

Di negara ini ada dua organisasi besar yang aktif melancarkan gerakan advokasi untuk LGBT.

Yang pertama, Gaya Warna Lentera Indonesia (GWL-INA).

LSM ini tidak secara eksplisit menyebut diri sebagai pendukung gay tetapi mereka bermitra dengan 119 organisasi yang terkait dengan gay, langsung atau tidak langsung, di 28 provinsi.

Yang kedua, LGBTIQ Indonesia.

LGBTIQ adalah Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Intersex, Queer.

Lebih luas lagi cakupannya.

LGBTIQ adalah organisasi dan gerakan internasional untuk perilaku seksual yang aneh-aneh.

Seberapa kuat gerakan LGBT di Indonesia? Sangat kuat.

Pada tahun 2013, Komnas HAM hampir saja memberikan pengakuan hak eksistensial kepada kaum gay sewaktu Komnas melaksanakan rapat paripurna yang membicarakan soal pengakuan terhadap LGBT.

Kembali ke jumlah gay di Indonesia.

Kalau jumlah resmi Kemenkes yang disebut di atas kita urai menjadi kekuatan rekrutmen mereka, maka akan didapat angka yang sangat menakutkan tentang gerakan mereka.

Di Indonesia ini ada 83,184 desa dan kelurahan.

Pada 2012, jumlah gay 1,095,970.

Dengan pertumbuhan 10 % per tahun, berarti hari ini ada sekitar 1,500,000 gay.

Itu berarti, di setiap.

desa atau kelurahan ada 18 orang gay.

Ini kalau dibagi rata.

Kalau dizoom ke provinsi-provinsi yang paling rawan, maka peta penyebaran (rekrutmen) gay semakin mencemaskan.

Sebagai contoh, Jawa Barat memiliki 300,198 gay (2012); sekarang mungkin mencapai 400, 000.

Dengan jumlah desa dan kelurahan di provinsi ini 5,899, berarti di setiap desa atau kelurahan ada 67 pria gay.

Jawa Tengah memiliki 218, 227 pria gay (2012); sekarang mungkin saja mencapai setidaknya 300, 000 orang.

Dengan jumlah desa dan kelurahan di provinsi ini 8, 576 berarti di setiap desa atau kelurahan ada 34 pria gay.

Artinya, di dua provinsi besar ini kampanye penyebaran gaya hidup gay jauh lebih besar gaungnya dibandingkan dengan desa atau kelurahan di provinsi lain.

Dan kalau di kedua provinsi ini kita zoom ke kota-kota besar, berarti jumlah pegiat gay mencapai ribuan orang.

Kenyataannya, di kawasan perkotaanlah pertumbuhan populasi gay berlangsung dalam angka yang fantastis.

Bagaimana ke depannya? Dengan jumlah resmi versi Kemenkes itu saja, kita pastilah menghadapi PR yang cukup berat untuk mencegah ekspansi gerakan LGBT.

Apalagi kalau jumlah mereka sekarang diyakini mencapai 3, 000, 000 plus kucuran dana dan tekanan internasional.

Tentulah tak terbayangkan ancaman terhadap anak-anak remaja Indonesia.

Kita tidak punya pilihan lain.

Ancaman yang nyata ini harus dihadapi dengan memperkuat ketahanan keluarga, di samping dakwah terus menerus digencarkan, di sisi lain pemerintah harus tegas dan serius menangani virus LGBT ini, yang tidak hanya bertabrakan dengan kaidah agama, melainkan juga fitrah manusia.

Semoga kita terjauh dari azab Allah.

Wallahu a’lam!

Baca juga: Fraksi PKS Tak Setuju RUU TPKS Dibawa ke Paripurna Karena Tak Larang Perzinahan dan LGBT

Baca juga: Terlibat LGBT, Begini Nasib Jenderal Bintang 1 Polisi Sekarang

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved