Kupi Beungoh
Topik Hangat Aceh, Bendungan Tiro Dicoret dari PSN Hingga Dana Otsus dan Investasi yang Mandek
Menjadi poin penting bahwa, para tokoh ini bukan hanya membicarakan masalahnya saja, tapi juga memberikan ide dan saran.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
“Tapi agaknya selama ini aparat berwenang tidak mampu meyakinkan mereka bahwa waduk itu sangat dibutuhkan untuk mengairi ribuan hektare sawah arah timur Krueng Tiro,” tulisnya.
“Tentu kalau terjadi pembebasan lahan namanya ganti untung, sehingga tidak merugikan masyarakat yang terkena pembebasan itu. Adapun waduk Rukoh sedang dalam proses pembangunan, dan insya Allah akan mengairi ribuan hektare sawah di wilayah barat Krueng Tiro,” lanjut Ghazali Abbas.
BACA SELENGKAPNYA: Sama-sama Jadi Proyek Strategis Nasional (PSN), Begini Nasib Waduk Rukoh dan Tiro di Kabupaten Pidie
Guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Dr Eng Ir HT Abdullah Sanny MSc ikut memberikan pendapatnya.
Sebagai praktisi/engineer yang telah menangani 5 waduk besar, TA Sanny melihat dan memantau sendiri keberadaan waduk itu dapat mengubah ekonomi dan kesejahteraan secara drastis.
Tak hanya ekonomi petani dan perdagangan yang meningkat, bahkan budaya dan pendidikan pun akan berubah secara dramatis menuju kemajuan.
“Oleh karena itu saya pun siap bantu untuk memecahkan apa yang menjadi problem untuk Aceh lon sayang,” ujarnya.
Mendapat respons dari pakar infrastruktur nasional, Muslim Armas yang juga menjabat sebagai Ketua Serikat Alumni ITB pun semakin bersemangat.
“Ayo Prof Sanny, kalau perlu kita ajak para alumni ITB, IPB, USK, dll untuk meyakinkan masyarakat betapa pentingnya waduk tersebut demi Aceh Lon Sayang,” tulis Muslim Armas.
Menyahuti ajakan ini, Prof TA Sanny mengatakan, saat pulang ke Aceh pada Idul Adha lalu, dirinya berdikusi dengan Rektor USK tentang berbagai riset dan pengembangan kesejahteraan mahasiswa, serta program peubeudoh gampong agar ekonomi masyarakat bisa bangkit.
“Insya Allah kita bisa melakukan gerakan bersama untuk perubahan. Tidak bisa kita hanya mengandalkan otsus semata dan masyarakat sudah harus bersiap seandainya dana otsus berhenti. Sedangkan kreativitas dan inovasi tanpa berhenti. Ini yang harus kita kembangkan. Insya Allah ada jalan kebangkitan. Aamiin,” ujarnya.
Baca juga: Proyek Bendungan Rukoh Beranggaran Rp 3 Triliun Rampung Tahun 2022, Ini Fungsinya Saat Beroperasi
Kegalauan Setelah Era Dana Otsus
Lalu, diskusi beralih ke tentang dana otonomi khusus yang mulai tahun 2023 turun menjadi 1 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) Nasional, dari sebelumnya 2,5 persen.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 11 tahun 2006 (UUPA), Dana Otsus untuk Aceh akan berakhir pada tahun 2027.
Penelurusan penulis, saat ini mulai ramai dibincangkan tentang upaya merevisi UUPA agar dana otsus untuk Aceh dapat terus berlangsung selamanya, seperti yang diterima oleh Provinsi Papua.