Inflasi

Desember 2022 Aceh Inflasi 0,98 persen, NTP Petani Pangan, Kebun dan Ternak Turun, Perikanan Naik

Tingginya nilai inflasi akhir tahun Aceh, dibandingkan tahun sebelumnya, menurut Ahmadriswan Nasution, dipengaruhi oleh sejumlah komoditi pendukungnya

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
For Serambinews.com
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Lhokseumawe melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Inpres dan Pasar Kota Lhokseumawe, Kamis (7/7/2022). 

Laporan Herianto I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BAND ACEH - Pada bulan Desember 2022 kemarin, Aceh mengalami inflasi sebesar 0,93 persen. Inflasi Aceh sebesar itu, setelah penggabungan tiga kota yang menjadi titik penghitungan Indek Harga Konsumen (IHK), yaitu Kota Banda Aceh alami inflasi 0,64 persen, Lhokseumawe lebih tinggi lagi mencapai 1,51 persen dan Kota Meulaboh 0,98 persen. Dengan inflasi Desember sebesar 0,93 persen, angka inflasi tahunan Aceh dari Januari – Desember 2022 menjadi 5,89 persen.

Kepala BPS Aceh, Ahmad Riswan Nasution dalam press rilisnya mengatakan, inflasi Aceh bulan Desember 2022 lalu sebesar 0,93 persen itu, nilainya relatif tinggi, dibandingkan angka inflasi Desember 2021 hanya sebesar 0,71 persen. Begitu juga angka inflasi tahunannya dari Januari – Desember 2022, sudah mencapai 5,89 persen, dibandingkan inflasi tahun 2021 hanya sebesar 2,24 persen.

Tingginya nilai inflasi akhir tahun Aceh, dibandingkan tahun sebelumnya, menurut Ahmadriswan Nasution, dipengaruhi oleh sejumlah komoditi pendukungnya. Antara lain kenaikan BBM memberikan andil 1,10 persen, bahan bakar rumah tangga 0,50 persen, angkutan udara 0,45 persen, beras 0,36 persen, sewa rumah 0,35 persen, rokok keretek 0,25 persen, udang basah 0,14 persen, ikan kembung 0,13 persen, telur ayam ras 0.12 persen dan emas perhiasan 0,10 persen.

Wali Kota Minta Pertamina Tambah Kuota BBM Subsidi untuk Nelayan, Bakri Siddiq: Solusi Tekan Inflasi

Sementara komoditi pendukung inflasi yang memberikan angka minus, minyak goreng minus 0,29 persen, ikan tongkol/ikan ambu-ambu minus 0.13 persen, ikan tuna 0,12 persen, cumi-cumi minus 0,03 persen, ikan teri 0,03 persen, parfum minus 0,02 persen, besi beton minus 0,02 persen, cabe rawit minus 0,02 persen, bawang putih 0,01 persen, biaya administrasi transfer uang minus 0,01 persen

Selanjutnya ada 10 komoditi yang memberikan andil Indeks Harga Konsumen (IHK) Aceh menjadi inflasi, yaitu udang basah sebesar 0,14 persen, daging ayam ras 0.12 persen, ikan tongkol/ikan umbu-umbu 0,11 persen, telur ayam ras 0,08 persen, ikan dencis 0,07 persen, ikan kembung 0,06 persen, cabai merah 0,06 persen, emas perhiasan 0,04 persen dan ikan rambeu 0,03 persen.

Sedangkan komoditi yang memberikan andil deflasi adalah bawang merah minus 0,05 persen, jeruk minus 0,05 persen, angkutan udara minus 0,02 persen, sabun mandi cair minus 0,01 persen, jeruk nipis/limau minus 0,01 persen dan pisang minus 0,01 persen.

Pemerintah Aceh Kembali Operasi Pasar di 85 Lokasi, Untuk Stabilisasi Harga Pangan dan Tekan Inflasi

Kepala BPS Aceh, Ahmadriswan Nasution menjelaskan, sementara itu terkait nilai tukar petani tahun 2022, untuk petani tanaman pangan nilai tukarnya turun 1,90 persen, dari 101,24 menjadi 99,31 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan menurun, salah satu faktor penyebabnya karena pengaruh kenaikan harga pupuk non subsidi, sementara kuota pupuk subsidi yang diberikan terbatas.

Selain itu, harga padi ditingkat petani kenaikannya tidak terlalu signifikan pada saat musim panen raya, baik panen gadu maupun rendeng. Sementara pengeluaran petani cukup besar, untuk pemenuhan kebutuhan pokok dan biaya operasi tanam padinya.

Untuk petani hortikultura, nilai tukarnya tumbuh 4,78 persen, dari 94.47 naik menjadi 98,99 persen. Hal ini disebabkan harga sayuran naik cukup tinggi, tanaman obat-obatan, begitu juga dengan harga buah-buahan dan lainnya.

Untuk petani perkebunan, nilai tukarnya petaninya turun sebesar 0,63 persen, dari 130,38 menjadi 129,56 persen. Penurunan nilai tukar petani kebun, karena kenaikan harga komoditi perkebunan, masih jauh dari biaya yang dikeluarkan petani kebun. Misalnya untuk membeli pupuk, kebutuhan pokok, bahan bakar dan lainnya.

Nilai Tukar Petani (NTP) Peternak juga menurun sebesar 0,84 persen, dari 94,76 mennjadi 93,96 persen. Nilai tukar petani ternak turun, akibat harga pakan naik, sementara harga jual produk peternakan tidak mengalami kenaikan yang signifikan, dibandingkan biaya hidup peternak dan ternaknya yang harus dikeluarkan.

Tapi nilai tukar nelayan pada akhir tahun 2022 naik sebesar 1,36 persen, dari 109,50 menjadi 111.00 persen. Hal ini dipengaruhi kenaikan harga jual ikan, masih mampu mengimbangi kenaikan berbagai barang kebutuhan nelayan.

Jadi, jelas Kepala BPS Aceh, Ahmad Riswan Nasution, jika nilai indeks penghasilan yang diterima petani lebih kecil dari nilai indeks yang dibayar petani, sudah pasti nilai tukar petaninya menurun. Tapi sebaliknya jika nilai indeks yang diterima/penghasilannya, lebih besar dari nilai indeks yang dibayar, maksudnya pengeluaran petani, maka nilai tukar petaninya itu naik dan tumbuh.(*)

Adik Kandung Ketua DPRK Aceh Utara Berpulang ke Rahmatullah 

Sambut Kedatangan Cristiano Ronaldo dengan Gurauan, Pelatih Al Nassr: Saya Mau Bawa Messi dari Doha

Tahun 2023, BI Tetap Berkomitmen Dorong Perkembangan UMKM di Aceh

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved