Kupi Beungoh

Tahun Baru, Semester Baru: Memperteguh kembali Makna Pengetahuan

Tahun 2022 telah usai, kini kita telah berada dan siap untuk menyongsong tahun 2023 dengan segala cerita ke depannya

Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Herizal H. Lidan adalah Mahasiswa S3 Pendidikan Matematika UPI Bandung | Dosen FKIP Universitas Malikussaleh 

Salah satu jalan untuk memperoleh atau menghasilkan pengetahuan adalah melalui belajar. Dalam konteks pendidikan, proses untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui proses pembelajaran dalam kelas.

Implikasi dari hal itu serta kaitan dengan makna pengetahuan, agar seorang siswa dapat memperoleh pengetahuan, maka proses pembelajaran yang berlangsung dalam kelas tidak hanya sebatas proses transfer informasi yang diyakini kebenarannya saja namun perlu ditonjolkan proses justifikasi untuk menunjukkan bahwa keyakinan itu memang benar.

Sebagai contoh, dalam pembelajaran matematika pada materi dasar yang paling sederhana, yaitu pembagian pecahan, seringnya aturan yang diperkenalkan adalah “untuk membagi dua buah pecahan, tanda bagi menjadi kali serta pecahan yang kedua dibalik”.

Aturan tersebut akan menjadi seperti sebuah doktrin yang harus dipercaya tanpa ada proses justifikasi mengapa aturannya seperti itu.

Akibatnya, yang diperoleh siswa hanyalah sebuah true belief. Meskipun begitu, siswa akan tetap percaya sepenuhnya walau tanpa pengecekan apakah aturan tersebut memang benar atau jangan-jangan salah.

Proses seperti yang telah dijelaskan dalam ilustrasi di atas tidak begitu baik.

Baca juga: Anies, “Filsafat Bukuem”, dan Feeling Politik Surya Paloh

Kembali disampaikan bahwa hal penting yang akan menjadi ciri khas suatu pengetahuan adalah pada justifikasi kebenarannya.

Proses pembelajaran yang di dalamnya diintegrasikan proses pembuktian suatu kebenaran baik dilakukan oleh pendidik melalui pembelajaran langsung maupun melalui aktivitas-aktivitas yang melibatkan peserta didik tentu akan lebih bermanfaat.

Pengajaran suatu konsep yang diwarnai dengan justifikasi setidaknya akan membentuk pengetahuan yang utuh baik dari segi pengajar maupun peserta didiknya.

Sekecil apapun proses justifikasi untuk menunjukkan kebenaran suatu konsep tentu akan lebih baik daripada tidak sama sekali.

Proses pembuktian atau justifikasi suatu kebenaran yang dilakukan secara berulang-ulang dalam pembelajaran akan membentuk karakter baik tersendiri bagi siswa yang bermanfaat dalam kehidupannya sebagai seorang warga negara.

Nilai yang terkandung dalam proses tersebut adalah penting untuk siswa agar tidak mudah percaya terhadap suatu informasi.

Apalagi pada kondisi saat ini dengan berbagai informasi yang bermunculan di media sosial yang sangat gampang untuk dibagikan ke mana-mana dengan nilai kebenaran dari informasi tersebut belum tentu benar dan tidak sedikit juga yang salah (hoax).

Baca juga: Mengenal Moderasi Beragama

Proses pembelajaran yang selalu mengedepankan proses justifikasi hendaknya akan sedikit menjadi benteng pertahanan bagi siswa agar tidak mudah menbagikan berita-berita yang tidak diketahui kebenarannya yang dapat menimbulkan keresahan atau bahkan kebencian.

Perihal ini juga bertujuan untuk mendidik siswa agar menjadi seorang yang berakhlak mulia serta bertanggung jawab seperti yang amanat undang-uandang pendidikan nasional.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved