Jurnalisme Warga
Pak Kalam Daud dalam Kenangan
Pak Kalam tidak langsung fokus menuju tujuan, melainkan singgah dulu ke situs- situs sejarah sepanjang perjalanan yang belum diziarahinya

Namun, semua beban ini diemban Pak Kalam dengan senang hati.
Sebuah sumur kecil berada di muka rumah, saya rasa inilah sumber air buat menyuburkan tanaman.
Saya biasa datang ke rumah Pak Kalam sekitar pukul 10 pagi atau bakda asar sore hari.
Sejauh ini saya belum pernah menyaksikan Pak Kalam sedang menyiram tanaman kesayangannya.
Hanya saja, saya jarang berlama- lama singgah di teras Pak Kalam.
Bahkan sering pula hanya sebatas di pinto rot (pintu pagar), selesai berurusan; lantas saya pulang dengan ojek (RBT).
Baca juga: Situs Sejarah Peradaban Singkil Lamo Jadi Daya Tarik Wisatawan
Luas halaman Pak Kalam sekitar 10 x 10 meter.
Kirikanan jalur menuju rumah, penuh sesak dengan beragam jenis tanaman.
Sebagian sudah tinggi menjulang sejajar bubung rumah, ada yang tiga meter, dua meter, setinggi badan, pinggang dan lutut saya....dan ada setinggi satu centimeter ditaruh berjajar dalam polibag.
Saking gemarnya keluarga ini pada tanaman obat herbal, sampai Ulfi, putrinya, memilih topik skripsi mengenai tanaman obat herbal.
Demi mencukupi sampel tanaman itu, Pak Kalam bersama keluarga pergi ke Kecamatan Panga, Aceh Jaya.
Beberapa gampong (kampung) di kecamatan itu telah didatangi guna mengumpulkan data tanaman obat herbal, yaitu Gampong Gle Putoh, Batee Meutudong, Gunong Buloh, Tuwi Kareueng Panga, Tuwi Kayee, Kuta Tuha, dan Gampong Gunong Meulinteueng.
Di sana terdapat kebun tanaman obat di halaman rumah beberapa orang tua yang mempraktikkan semua bahan obat itu.
Hal ini diceritakan Pak Kalam saat bersilaturahmi sekeluarga ke tempat saya untuk tujuan yang sama.
Memang di Bale Tambeh, tempat kediaman saya, selain tanaman bunga yang “membahana”, juga ada beberapa tanaman herbal seperti on peugaga (pegagan), rheue (serai), on murong (daun kelor), bak limeng (belimbing buluh), bak limeng sagoe (belimbing buah bersegi) bak rambot (rambutan), on ranub (daun sirih), on seuke (daun pandan), on geurundong (daun kedondong), onte Cepang(daun teh Jepang), on drang linggang (daun berlenggang), bak reudeuep ( batang dadap), on geulima Makkah (daun delima Mekah), bak geulima breueh (batang delima beras), dan on siyueng-yueng ( daun anggrek).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.