Jurnalisme Warga
Pak Kalam Daud dalam Kenangan
Pak Kalam tidak langsung fokus menuju tujuan, melainkan singgah dulu ke situs- situs sejarah sepanjang perjalanan yang belum diziarahinya

Beragam bunga di halaman saya juga bisa jadi obat, kata orang.
Misalnya, bungong jarom (bunga asoka) yang paling banyak di halaman saya bisa sebagai obat sakit vertigo (kepala bergoyang/berasik).
Baca juga: Disbudpar Gelar Fun Bike Keliling Situs Sejarah di Banda Aceh, Pendaftaraan Gratis
Kesenangan lain Pak Kalam, yang jarang digemari lelaki lain adalah menyapu halaman.
Setiap pagi cukup banyak sampah berseleweran di halaman dan jalan depan rumah Pak Kalam.
Sampah ini berupa dedaunan yang gugur dari berbagai pohon.
Di samping jalan tumbuh dua batang pohon besar, yaitu kedondong besar (bak geurundong raya) dan batang tembusi.
Daunnya cukup lebat dan berguguran sepanjang malam.
Selesai shalat subuh (baik di Mushalla Al- Muhajirin atau di rumah), Pak Kalam segera bergegas menyapu semua sampah itu.
Sering saya telepon di kala pagi, Pak Kalam tak mengangkat.
Ketika sang isteri membawa HP ke halaman, barulah ketahuan yang Pak Kalam barusan selesai menyapu sampah dedaunan atau barusan menebas semak-semak kecil di samping rumah.
Ketekunan lain keluarga ini berupa meracik obat tradisional.
Banyak jenis ramuan obat baik rebusan maupun gilingan yang dikonsumsi Pak Kalam dan Bu Mardhiati di waktu pagi sepanjang tahun.
Di antara bahan obat yang pernah saya dengar, yaitu rebusan on murong (daun kelor), rebusan on ranub (daun sirih), rheue (serai), on tungkat Ali (daun tongkat Ali), on siratal mustakim (daun sambiloto), dan lain-lain.
Biasanya beberapa jenis daun obat serentak direbus dalam periuk tanah. (t.abdullahsakti@ gmail.com)
Baca juga: Situs Sejarah Benteng Trumon & Destinasi Wisata Pulau Dua Aceh Selatan Masuk Nominasi API Award 2022
Baca juga: Situs Sejarah Ceruk Mendale Takengon Ditutup, Ini Kata Pemerhati Sejarah
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.