Kupi Beungoh

Korupsi, KPK, dan Perdamaian Aceh I: Jhon Rumbiak dan Pasang Surut “Ethno Nationalism”

Menulis korupsi, KPK, perdamaian Aceh, Jhon Rumbiak,ethno nationalism- nasionalisme etnis, kelihatannya seperti menghubungkan sesuatu yang tak relevan

Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Hanya Rizal Sukma saja yang sempat mempublikasi paper kebijakan tentang operasi keamanan di Aceh.

Baca juga: Tokoh Tahun Ini: Zelensky, Anwar Ibrahim, dan Anies Baswedan


Akhirnya saya tahu, Jhon mendapat informasi itu dari mantan Gubernur Irian Jaya Barnabas Suebu, yang ikut dalam workshop itu, dan bahkan berbicara layaknya seperti panglima OPM.

Bas Suebu kemudian terpilih lagi sebagai Gubernur Papua Barat 2006-2011, namun kemudian terbukti korupsi. Ketika saya ceritakan tentang tanggapan dan ucapan Bas seperti OPM kepada Jhon ,ia tertawa terbahak-bahak.

Kami kemudian bicara lebih fokus dan serius. Saya bertanya kepada Jhon,”apa modal kalian-Papua, berontak John?”

“Bagiamana mungkin dengan jumlah suku dan bahasa yang ratusan, dan tersebar di setengah Pulau kedua terbesar dunia, Greenland dan tak saling tak berhubungan secara fisik, terbelakang secara SDM, mau melawan negara sehebat dan sebesar Indonesia?” tanya saya.

Jhon menjawab dengan sangat tenang, “harga diri, niat untuk bebas dan berdiri sendiri , apapun kurang atau lebihnya” “Hari ini masih koteka, beberapa tahun lagi celana, kemudian entah apa lagi” Pandangannya mulai menerawang. Saya mulai melihat “aura pejuang” semakin nampak dari nada bicara dan bahasa tubuhnya.

Lalu dengan nada ringkas dan tegas ia menjawab “ modal kami hanya dua Humam- rambut kami keriting, dan kulit kami hitam”.

Saya menimpal “ kan orang Ambon juga begitu?” “Ya” kata dia, “tetapi mereka kan juga pernah berontak? tukasnya. “Sudahlah itu urusan Ambon, buka urusan kami”.

Diskusi itu menjadi panjang. “Kami orang Melenesia, bukan Melayu, seperti kamu, dan itu sudah lebih dari cukup” ,katanya sambil tersenyum. Mau dibuat apapun, kami tetap seperti itu.

Rupanya Jhon sudah “kemasukan”. Sambil tersenyum ia bertanya. “Kamu tahu ngak apa modal besar bangsamu,-bangsa Aceh untuk merdeka ?“ Belum sempat saya menjawab, Jhon mendahului saya “ modal Aceh itu adalah kebesaran sejarah”. (Bersambung)

 

*) PENULIS adalah Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved