Kupi Beungoh

PA jadi Partai Terbuka, Mimpi Terliar Mualem?

“Beyond One’s Wildest Dream” begitulah tulisan kecil namun terbaca dengan sangat jelas di oblong hitam yang dipakai Mualem.

Editor: Zaenal
Facebook/Irwandi Yusuf Page
Ketua Umum Partai Aceh (PA), Muzakir Manaf alias Mualem (kanan), memeluk Ketua Umum Partai Nanggroe Aceh (PNA), Irwandi Yusuf, pada acara penutupan Mubes III Partai Aceh, di Hotel Hermes Palace Banda Aceh, Minggu (26/2/2022). 

Nah, mungkin malam itu Mualem sengaja memakai oblong tersebut, untuk menyampaikan sebuah pesan penuh makna kepada kita, hanya saja, kita tidak bisa menangkap pesan itu. Wallahuaklam.

Foto yang merekam momen Mualem merangkul Irwandi Yusuf ini diposting di akun Facebook Irwandi Yusuf Page pada, Senin (27/2/2023) pagi.

Menyertai foto itu tertera narasi: "Irwandi Yusuf memenuhi undangan Muzakir Manaf dalam rangka Penutupan Musyawarah Besar (Mubes) ke III Partai Aceh (PA) yang berlangsung Minggu 26 Februari 2023 di Hotel Hermes Palace.

Pada kesempatan tersebut Irwandi Yusuf mengucapkan selamat atas terpilih kembali Muzakir Manaf alias Mualem sebagai Ketua Umum DPA Partai Aceh periode 2023- 2028.

Terlihat dalam sebuah frame foto, Mualem memeluk erat Irwandi yang menunjukkan bahwa mereka berdua adalah saudara seperjuangan. Semoga kekuatan partai lokal semakin berk18ar kedepan."

Baca juga: Malik Mahmud Minta Partai Aceh Perjuangkan MoU Helsinki

Penghibur Semata?

Lalu, paginya, seorang rekan penggemar Kupi Beungoh membahas kalimat berbahasa Inggris di oblong yang dipakai Mualem pada penutupan Mubes Partai Aceh.

Tapi dia malah menyatakan bahwa dengan mengubah diri menjadi partai terbuka menandakan Partai Aceh sedang dicekam rasa gelisah.

“Dan tulisan Beyond One’s Wildest Dream dibaju Mualem hanya menjadi ungkapan penghibur semata,” celotehnya seraya menyeruput kopi.

Tapi kenapa sampai gelisah?

Apa karena menyadari daya pikat partai yang terus menurun, dari waktu ke waktu, sehingga memilih solusi partai terbuka?

Survey e-TRUST baru-baru ini mengungkap bahwa dukungan terhadap Partai Aceh ke depan terus menurun.

Publik disebut lebih menyukai partai nasional seperti Demokrat, PKS dan NasDem ketimbang Partai Aceh.

Jika ini dasarnya, sekaligus mengindikasikan bahwa dengan mengubah diri menjadi partai terbuka, maka Partai Aceh bukan lagi partai ideologis.

Padahal, kunci keberhasailan Partai Aceh di masa awal kehadirannya itu justru pada daya pikat ideologis yang melekat pada sosok-sosok yang berhimpun di partai yang didirikan untuk memenuhi poin 1.2.1 MoU Helsinki.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved