Breaking News

Kupi Beungoh

Korupsi, KPK, dan Perdamaian Aceh X - Tampok, Tumpok, dan Ca…

Kisah kehidupan para pemimpin pria, mulai dari zaman klasik sampai dengan hari ini, sama sekali tak terlepas dari keberadaan wanita.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Monica Lewinsky kemudian menjadi selebritas unik tersendiri, sampai dengan hari ini.

Peristiwa jerat korupsi Irwandi dimulai dengan operasi tangkap tangan KPK yang dikaitkan dengan Steffy Burase dalam kasus Marathon Sabang, juga tak kalah serunya dengan apa yang dialami oleh Marx Anthony dan Bill Clinton.

Ada kekuasaan, ada wanita, dan ada pula aroma penyalahgunaan kekuasaan.

Irwandi dituduh menerima gratifikasi sebesar Rp 1.05 miliar melalui T Saiful Bahri dan Hendri Yuzal dari Bupati Bener Meriah, Ahmadi.

Gratifikasi diberikan atas program/kegiatan pembangunan yang bersumber dari Dana Otonomi Khusus Aceh tahun 2018 di Kabupaten Bener Meriah

Apakah Irwandi layak disatukan dengan berbagai tokoh dunia itu dalam konteks “affair” atau “skandal” itu?

 Mungkin, dari segi koteks dan bobot sejarah, semua kejadian itu berbeda, akan tetapi dari segi pemimpin sekaligus manusia biasa, mereka tidak terlepas dari segala kehebatan dan kekurangannya.

Substansinya sama, ada kekuasaan, ada materi, dan ada pula wanita.

Ketika berbagai kelindan itu “diacehkan”, maka dengan segera narasi tampok, tumpok, dan ca*** tak dapat dielakkan.

Tuduhan korupsi saja mungkin kurang ampuh untuk menangkap Irwandi, apalagi kalau hanya dengan nilai sekitar satu miliar.

Namun, ketika hal itu terkait dengan kehadiran seorang wanita cantik, ibarat makan di restoran fast food, korupsi itu menjelma menjadi sebuah “paket lengkap”.

Ceritanya menjadi lain, basis moral yang dimiliki KPK saat itu melambung, bahkan melebihi basis legal yang melekat pada KPK itu sendiri.

Segera saja jagat Aceh dan nasional, bahkan internasional menggelegar dengan tangkapan seorang Gubernur, eks kombatan GAM, pimpinan partai lokal versi 2 GAM-PNA, terpilih untuk memerintah kali kedua.

Gubernur yang pernah memerintah 2007-2012, dan kini, pada jabatan 2017-2022 menerima gratifikasi dana Otsus 2018, dari bupati Kabupaten Benar Meriah.

Sengaja atau tidak “angle” pemberitaan versi KPK  yang tak pernah lalai menyebutkan nama Steffy Burase dalam setiap keterangan pers sangat ampuh.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved