Kupi Beungoh

Gubernur Aceh: Tujuh Gubernur Pilihan Soeharto - Bagian II

kepemimpinan Soeharto dan Orde Barunya adalah dwifungsi ABRI, karena memang asumsi dasarnya adalah ABRI sebagai antitesa inti terhadap Orde Lama.

Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Dengan senyum khasnya, ia mengatakan “saya coba usahakan.”

Ketika para tokoh muda Aceh itu bertemu dengan Sujono Humardani, mereka diterima dengan baik.

Setelah lebih dari 30 menit asprasi itu disampaikan, Sujono tak memberikan reaksi apa-apa.

Ia hanya diam, sambil mendengarkan dengan matanya yang menerawang.

Ketika pembicaraan telah selesai ia hanya merspons singkat.

“Saya tak biasa ngomong masalah Aceh dengan bapak”-maksudnya Soeharto “.

Ia melanjutkan “Bapak sangat tahu tentang Aceh.”

Berita lobi Rivai Harahap via para tokoh muda Aceh menemui orang dekat Soeharto bocor ke Muzakir Walad.

Ada yang mengatakan adalah Sujono Humardani yang membocorkannya.

Menurut sebuah sumber, Muzakir marah besar kepada para tokoh muda itu.

Ia memanggil mereka, dan Muzakir keluar “aslinya”.

“Kalian kubina, kubesarkan utnuk membangun Aceh, dan sekarang beramai-ramai ke Jakarta, minta ke pak Harto agar ditunjuk gubernur Aceh orang Batak?”

Para tokoh muda itu sangat menyesal dan minta maaf, dan memang tak lama kemudian, Muzakir memaafkan mereka.
Muzakir ingin agar Majid penggantinya.

Tanpa keinginan Muzakir pun Soeharto telah memberi tahu Kepala Bappenas, Wijoyo Nitisastro, bahwa Majid “ditugaskan” untuk pulang dan menjadi gubernur Aceh.

Baca juga: Perbankan dan Keamanan Siber

Dari Majid Ibrahim Hingga Hadi Thayeb

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved