Kupi Beungoh
Rocky Gerung vs Moeldoko : Anomie, Anarki, dan Despotik Mayoritas - Bagian II
Penggunaan sejumlah kata “menghina” oleh Rocky Gerung sebenarnya tidak lain dari semacam “warning keras” , bahkan dapat disebut sebagai shock therapy
Padahal substansinya yang paling menonjol adalah “tirani mayoritas formal” terhadap publik.
Di luar kelihatannya berbaju demokratis, namun sifat dasariahnya tak lebih sebagai praktek despotik, yang tidak lain adalah otokrasi.
Seakan apapun yang dilakukan adalah pengejawantahan keinginan mayoritas lewat demokrasi formal, namun yang sesungguhnya terjadi adalah keputuan orang seorang, atau beberpa orang tertentu saja.
Intinya adalah pengendalian mayoritas warga dengan mandat mayoritas legal formal.
Tuduhan penggunaan sejumlah kata “menghina” yang dilakukan oleh Rocky Gerung sebenarnya sama sekali tidak relevan.
Baca juga: Suami Istri Korban Laka lantas di Gunung Trans Dikebumikan Satu Liang, Anaknya Dirawat di RSUDZA
Apa yang dikritik dan dikutuk adalah sebuah praktek demokrasi yang paling hina.
Dengan kritikan itu Rocky Gerung memberitahu publik bahwa demokrasi di negeri ini telah mati secara diam-diam.
Karena setiap tindakan yang diambil oleh rezim diasumsikan telah melewati persetujuan rakyat lewat perangkat ritual demokrasi formal.
Dengan pernyataan itu, Rocky Gerung memperingatkan publik tentang semakin kuat dan menyatunya kekuasan dalam bentuk plütokrasi dan oligarkhi.
Ia juga membocorkan rahasia semakin kerasnya upaya depolitisasi massa, berikut dengan pengendalian wacana politik yang berkembang.
Baca juga: Viral Ucapan Rocky Gerung Dianggap Hina Jokowi, KSP: Kritik Tak Masalah, Tapi Bukan Caci Maki
Ada banyak hal lain yang ingin ia sampaikan, namun yang sangat diwanti-wanti oleh oleh Rocky Gerung adalah tentang pembenaran berbagai kebijakan.
Bagi Rocky Gerung, klaim rezim bahwa kepercayaan masyarakat sebagai basis kekuasaan negara hukum tidak pernah eksis. Menurutnya yang ada hari ini adalah praktek kekuasaan “despotik mayoritas”.
*) PENULIS adalah Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.