Citizen Reporter
Catatan Perjalanan ke Finlandia: Kampus yang Membahagiakan
Suara kapten di balik pengeras suara di kabin pesawat, membuat bulu kuduk saya berdiri. Sebentar lagi, saya akan tiba di Helsinki dan akan menggali il
Sampai di sini, baiknya Anda mencoba untuk membayangkan dulu sejenak, biar tergambarkan aktivitas mahasiswa calon guru di Finlandia.
Selain dari lab yang sudah saya sebutkan di atas, tentu saja mereka juga memiliki lab matematika, sains, dan bahasa. Tapi tidak saya jelaskan di sini karena ini adalah sesuatu yang biasa juga di Indonesia.
Keluar dari area ruang praktik mahasiswa dan lab, kami diajak ke lokasi ruang belajar, fasilitas umum, dan perpustakaan. Semua ini ada di satu gedung. Mari kita jelajah satu per satu.
Pemandangan yang cukup menarik di mata saya adalah saya melihat ada banyak ayunan di dalam gedung. Sontak, saya berlari menuju ayunan dan meminta untuk difotokan. Hampir semua ayunan terisi penuh oleh mahasiswa.
Ada juga ruangan diskusi yang bisa bebas digunakan siapa saja. Layaknya seperti kafe dan sangat nyaman. Jumlah ruangan diskusi ini ada beberapa. Jika satu ruangan sudah penuh, maka masih bisa digunakan ruangan yang lain.
Selain itu, ada juga ruangan yang bisa digunakan untuk rebahan. Ada sofa, kasur, dan bantal duduk (bean bag). Di sini mahasiswa bisa juga untuk tidur. Di ruangan yang sama, di pojok terpisah, ada area nonton yang dipisahkan dengan bilik-bilik kecil. Terlihat di semua bilik terisi penuh dengan mahasiswa yang sedang nonton dari laptopnya.
Menariknya lagi, di setiap ruangan, terdapat rak buku. Di mana-mana ada buku yang terpajang di rak, siapa saja boleh membacanya.
Setelah itu, kami diarahkan ke perpustakaan. Perpustakaan yang luas, terbagi ke dalam beberapa pilihan area. Ada yang difasilitasi perangkat komputer di satu area, di sini mahasiswa bebasq menggunakan komputer. Ada area tempat mengakses jurnal secara bebas, jurnal bisa diakses secara online dan juga offline.
Di sudut yang lain, ada silent area, di sini orang-orang benar-benar terlihat sangat fokus dalam membaca atau menulis. Tanpa berisik.
Suasana perpustakaan sangat menyenangkan. Di semua area dipenuhi oleh mahasiwa, baik itu mahasiwa S-1 hingga mahasiswa doktoral. Dari yang muda hingga yang paling tua.
Menutup perjalanan, kami diajak ke kantin. Menunya vegetarian, campuran semua buah-buahan, sayur mentah, dan tersedia ikan secara terpisah. Namun, ikannya pun tidak lagi berbentuk ikan utuh seperti di Aceh, tapi ikan yang sudah digiling, bentuknya seperti roti.
Satu budaya di sini, setiap selesai makan, pasti akan ditutup dengan kopi. Di setiap kantin universitas menyediakan kopi gratis. Bagi orang Finlandia, belum dianggap makan jika tidak cuci mulut dengan kopi.
Kampus menjadi salah satu tempat yang membahagiakan, menenangkan, dan mengenyangkan.
Mungkin itu sebab, orang Finlandia menjadi orang paling bahagia di dunia. Di kampus saja kebahagian itu dapat diperoleh dengan mudah.
Citizen Reporter
Penulis Citizen Reporter
Catatan Perjalanan ke Finlandia Kampus yang Membah
Zubir
Aplikasi 'Too Good To Go' Upaya Belgia Kurangi Limbah Makanan |
![]() |
---|
Kisah Sungai yang Jadi Nadi Kehidupan di Kuala Lumpur |
![]() |
---|
Mengelola Kehidupan Melalui Kematian: Studi Lapangan Manajemen Budaya di Londa, Toraja |
![]() |
---|
Saat Penulis Sastra Wanita 5 Negara Berhimpun di Melaka |
![]() |
---|
Saat Mahasiswi UIN Ar-Raniry Jadi Sukarelawan Literasi untuk Anak Singapura |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.