Salam

Alhamdulillah, Tensi Berita Hoaks Menurun!

Alhamdulilah, kita pantas bersyukur terhadap menurunnya ekskalasi berita-berita hoaks menjelang Pemil, sebagaimana yang terjadi pada dua kali Pilpres

Editor: mufti
IST
ILUSTRASI 

Alhamdulilah, kita pantas bersyukur terhadap menurunnya ekskalasi berita-berita hoaks menjelang Pemil, sebagaimana yang terjadi pada dua kali Pilpres sebelumnya. Kondisi ini tentu saja akan bisa menciptakan Pemilu yang sejuk, lebih berkualitas, dan menggembirakan.

Sudah menjadi catatan sejarah bahwa pada dua kali Pemilu (Pilpres) sebelumnya perang hoaks antara dua pendukung berlangsung secara terbuka dan sangat kasar di ruang publik, khususnya media sosial (medsos). Akibatnya tidak sedikit para pelaku hoaks  harus berurusan dengan hukum lantaran menyerang lawan membabi-buta, kotor, dan bahkan cenderung fitnah.

Para pelaku yang terlibat di dalam penyebaran hoaks tersebut tidak hanya masyarakat biasa, tetapi melanda warga kelas atas termasuk kaum akademisi sekalipun. Saat ini akal sehat sepertinya hilang begitu saja,  debat kusir dipertontonkan dimana-mana kepada publik, terutama  berlangsung di ruang digital.

Untuk itu, kita tentu saja menyambut gembira atas menurunnya tensi penyebaran hoaks tersebut. Kita juga berharap agar suasana yang kondusif ini hendaknya dapat terpelihara sampai menjelang hari “H”,  yakni 14 Februari 2024 mendatang.

Seperti diinfokan sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatikan (Wamenkominfo) RI, Nezar Patria saat berkunjung ke Kantor Serambi Indonesia, Rabu (25/10/2023), mengatakan tidak terjadi peningkatan hoaks jelang Pemilu atau Pilpres 2024.

“Kominfo dalam soal ini mendeteksi soal itu, tapi kita belum melihat trend seperti dua pemilu sebelumnya. Kalau dua pemilu sebelumnya , masa-masa seperti sekarang ini sudah dipenuhi oleh hoaks yang sangat massif, sistematis, dan terstruktur,” ujarnya.

Nezar mengatakan, mungkin hal itu dipengaruhi oleh pengalaman dua pemilu sebelumnya di mana hoaks yang beredar kala itu nyaris membuat terbelah para loyalis masing-masing calon.

“Pengalaman dua kali pemilu, hoaks memang sangat luar biasa dan sangat berpengaruh terhadap partispiasi pemilihan dan ketenangan masyarakat. Nyaris terbelah dan itu terjadi  karena hoaks,” katanya.

Nezar mengatakan, saat ini, masyarakat sudah lebih cerdas dalam memfilter setiap informasi yang diterima. “Saya kira masyarakat Indonesia sudah belajar dari dua kali pemilu yang sudah, kita juga sudah paham apa yang namanya hoaks, ada informasi yang sengaja disebar untuk kekecauan informasi,” ujarnya.

“Kami memperkirakan kalau tensi politik bisa terukur mungkin hoaksnya tidak terlalu tajam, namanya pesta demokrasi para calon ini pasti coba meyakinkan publik untuk bisa menang itu satu hal yang wajar, tapi penggunaan hoaks dan ujaran kebencian itu harus diantisipasi,” ujarnya.

Putra Aceh kelahiran Pidie itu berharap, masyarakat bisa menangkal informasi-informasi yang tidak benar. Katanya, jika kondisi kontestasi politik kondusif, penyebaran hoaks juga tidak akan massif.

Media massa, kata Nezar,  juga diminta untuk berperan dalam mengantisipasi hoaks. Selama ini kementeriannya fokus mendorong media-media untuk selalu menjunjung good journalism guna mencegah dan menangkal information disorder, yang disebabkan oleh hoaks dan ujaran kebencian yang menyebar begitu bebas di dunia maya.

“Selama ini Kementerian Kominfo juga terus mensosialisasikan Literasi Digital di seluruh Indonesia. Kita tentu optimis dengan Literasi Digital ini, masyarakat kita akan lebih memahami mana informasi yang benar dan mana hoaks atau ujaran kebencian,” kata Nezar Patria.

 

Berpijak dari kondisi ini, sekali lagi, kita berharap agar masyarakat benar-benar bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyebarkan berita-berita hoaks yang menyesatkan tersebut. Sebab, penyebaran berita hoaks tidak hanya menjerat pelakunya, tetapi sekaligus bisa memecahkan keutuhan bangsa ini. Semoga!

POJOK:

Prabowo peluk Mualem dan sebut pendukung paling kuat dari Aceh

Ini statemen Capres berpengalaman

PM Anwar Ibrahim diancam parlemen Eropa karena demo dukung Palestina

PM Anwar Ibrahim ini “Sibak Agam”, tahu?

Selama dua bulan, polisi tangkap 20 pengguna narkoba di Bener Meriah

Makanya penjara di Aceh tak pernah sepi, kan?

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Geng dan Gagalnya Pembinaan Sosial

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved