Kupi Beungoh

Umat Islam Berduka: Sebait Doa Untuk Palestina dan Dunia Islam

Perang antara Hamas dan Israel, pecah kembali pada tanggal 7 Oktober 2023 sampai hari ini belum ada tanda-tanda Israel akan menghentikan serangan bom

|
Editor: Amirullah
ist
Dr. Ainal Mardhiah, S.Ag, M.Ag adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh. 

Bagi keluarga muslim Palestina yang ditinggal, kita menyaksikan ada sedih karena kehilangan keluarga, anak, istri, suami, atau anggota keluarga lainnya, tapi kemudian Allah menguatkan mereka, Allah kokohkan hati mereka untuk melanjutkan perjuangan mempertahankan Palestina dari penjajahan Israel.

Begitu mengkhawatirkan keadaan rakyat di Palestina saat ini dibantai, ajaibnya rakyat Palestina tetap sabar, mereka tabah, mereka tidak mau keluar dari palestina meski diusir.

Setiap warga Palestina rindu syahid, setiap mereka menunggu syahid, setiap mereka bertanya kapan kesyahidan itu menjemput mereka? Sebuah keberanian yang luar biasa Allah berikan kepada mereka yang Istimewa.

Sebuah bukti keimanan yang luar biasa mendalam, keimanan yang tidak bisa ditukar dengan dunia dan seisinya, kecuali dengan syurga Allah SWT, keimanan yang tidak bisa dilogikakan.

Keimanan yang lahir dari sebuah pendidikan yang unggul tentunya, orang tua yang unggul, pendidikan dengan orientasi akhirat, pendidikan yang berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah, pendidiknya tentu orang-orang yang mencintai Al-Qur'an dan sunnah dan mempraktekkkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai pedoman hidup, sehingga hati-hati muslim Palestina, Allah tautkan dengan akhirat, mereka tidak takut kecuali pada Allah, meski nyawa taruhannya. Seperti inilah sejatinya generasi Islam.

Korban Kekejaman Israel Terhadap Palestina

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan rata-rata 160 orang anak terbunuh setiap hari di Gaza. "Tingkat kematian dan penderitaan sulit diperkirakan," kata juru bicara WHO Christian Lindmeier kepada wartawan di Jenewa. (Dikutip dari CNBC Indinesia).

Saat ini, semua fasilitas di Palestina sulit, alias krisis, rakyat Palestina sedang mengalami krisis air, krisis listrik, krisis obat-obatan, krisis makanan, krisis keamanan, krisis perlindungan, krisis tempat tinggal, krisis rumah sakit, krisis internet, krisis dan sulit dalam segala hal.

Krisis yang mereka hadapi, tidak ada kata yang paling tepat untuk menjelaskan bagaimana keadaan sulit rakyat Palestina hari ini. Korban pemboman oleh Israel yang terluka dilakukan operasi tanpa obat bius, begitu informasi yang kita dengar, kita lihat dari video yang beredar, bayi-bayi yang baru lahir di ruang PICCU yang tidak bisa dimaksimalkan peralatannya, karena terbatasnya listrik, begitu kita saksikan. Sudah bisa dibayangkan apa yang akan terjadi? Rakyat Palestina akan meninggal dan meninggal.

CNN Indonesia, Rabu, 15 November 2023 mencatat bahwa jumlah korban yang syahid selama 39 hari serangan Israel Ke Palestina sudah mencapai 11.320 orang, dengan rincian 4.650 anak-anak dan 3.145 perempuan, belum termasuk yang terluka.

Sebuah tragedi pembunuhan manusia yang sangat luar biasa banyak, sangat brutal, sangat kejam, sangat keji, sangat tidak berperikemanusian, dilakukan oleh mereka yang menyebut dirinya pembela Hak Asasi Manusia.

Apa Yang Diharapkan Israel Dari Palestina?

Apa salah Palestina? Kenapa Israel mau menghabiskan waktu, tenaga, pikiran, uang dalam jumlah yang sangat banyak hanya untuk membunuh anak-anak, wanita, ibu-ibu, lansia, dan rakyat biasa di Pelastina?

Mereka yang terbunuh hanya orang biasa, hanya masyarakat biasa, yang bisanya hanya mencari makan untuk keluarga, anak-anak yang bisanya hanya belajar, hanya ibu-ibu yang mengurus rumah tangga atau membantu suaminya bekerja, bayi-bayi, yang mereka ini jika dihitung secara materi tidak bermakna apa-apa bagi Israel.

Namun selama 39 hari Israel menyerang Palestina, lebih dari 11.320 korban meninggal, terdiri dari 4.650 anak-anak dan 3.145 perempuan, belum termasuk yang terluka. Sungguh sangat kejam, sangat tidak berperikemanusian.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved