Kupi Beungoh

Pak Kun, Integritas, dan Keberuntungan Aceh - Bagian 1

Hadi menyampaikan tentang keputusan Presiden SBY menunjuk Kuntoro Mangkusubroto yang akan mengetuai program rehab-rekon Aceh

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM
Kolase foto Kuntoro Mangkusubroto dan Ahmad Humam Hamid. 

Kemudian ia mengajak saya untuk diskusi tentang proses rehab-rekon di tengah puncak konflik Aceh dengan status darurat militer.

Dari pembicaraan itu saya mulai mendapat “clue” tentang peluang prospek bantuan internasional dan peluang perdamaian yang cenderung menguat.

Dia tidak mengatakan persis seperti itu.

Saya hanya menghubungkan ungkapan Hadi Susastro dengan sejumlah kata dan nada yang mirip dengan apa yang diucapkan oleh Kuntoro.

Ia tetap bicara lambat dan lebih banyak mendengar.

“Disamping konflik, apa lagi yang akan menjadi penghalang besar bagi pemerintah pusat untuk membangun Aceh?, dia  melanjutkan pertanyaan.

Itu pertanyaan sangat rumit untuk saya jawab.

Setelah berpikir sejenak, saya mengatakan, “ya pemerintah pusat”.

“Kenapa demikian?” tukasnya.

Jawaban saya ringkas, “ini pekerjaan besar, dan bahkan sangat besar, pekerjaannya di Aceh, kantor dan pegawainya kemungkinan besar akan di Jakarta”.

Apakah BRR-lembaga yang bapak pimpin diberikan kewenangan yang besar oleh presiden?, saya bertanya.

Pertanyaan itu tidak dijawab.

Ia hanya mengatakan bahwa Kantor BRR bukan di Jakarta, dan ia akan tinggal di Aceh, dan menjadi warga Aceh selama masa tugasnya.

Saya memberanikan diri berseloroh, “berarti dalam lima tahun ke depan bapak akan “pergi” ke Jakarta, bukan “pulang”? 

Ia tidak menjawab. Kuntoro hanya tersenyum kecil.

Baca juga: Update Jadwal Pelayaran KMP BRR dan Aceh Hebat 2 Rute Sabang-Banda Aceh PP Per 7 Desember  2023

Kuntoro kemudian berdiri, berjalan ke barisan meja makanan di restoran itu mengambil bubur ayam setengah mangkuk, sembari meminta pelayan menambahkan minuman air putih.

Berupaya “beradab”, karena baru pertama kali bertemu, saya nyaris tak makan protein pagi hari itu, kecuali 2 potong roti gandum, satu keping kecil butter-lemak susu, dan 2 sendok selai blue berry.

Itu saja, tak lebih sampai perbincangan selesai.

Makan ronde kedua itu kemudian dilajutkan dengan diskusi panjang tentang Aceh, tentang BRR, dan tentang prospek perdamaian.

Saya ingat sekali dengan sangat lugas dan hati-hati ia menyebutkan jika tak ada perdamaian, ia tak bisa membayangkan bagaimana proses rehab-rekon itu akan berjalan dan berhasil.

Kuntoro menyatakan pada awalnya ia seperti bermimpi dan bahkan nyaris mustahil ketika presiden SBY memintanya untuk mengurus membangun Aceh dari bencana.

Pekerjaan itu adalah sesuatu yang sama sekali tak relevan dengan ilmu dan pengalaman hidupnya.

Namun keputusan itu sudah diambil, Ia akan menjalaninya.

Di sebalik itu, dari nada bicaranya yang hampir satu jam dengan saya pada hari itu, saya melihat ada “rasa percaya diri” yang kuat tentang tugas yang akan dijalaninya.

Dalam percakapan itu saya juga mendapat kesan, ia telah belajar banyak dan cepat tentang Aceh.

Dari beberapa pertanyaan, diskusi, dan rasa percaya diri Kuntoro yang menonjol, namun tak angkuh itu, beberapa waktu kemudian saya baru mengerti kenapa ia seperti itu.

Belakangan baru saya tahu, ada “negosiasi” yang alot ketika ia diminta oleh Jusuf Kala dan SBY  untuk menjadi komandan rehab-rekon Aceh.

Belakangan saya juga tahu, ia minta perisai politik dan kewenangan yang setara dengan menteri dari Presiden SBY.

Artinya ia akan melapor langsung kepada Presiden, tidak kepada siapa-siapa.

Di ujung pembicaraan Pak Kun menyatakan, ”Tolong bantu Pak Humam, dan juga teman-teman pak Humam.”

Saya merespons “siap pak, untuk Aceh dan untuk Indonesia”.

Kita ketemu di Aceh ya?, katanya.

“Baik pak Kun” saya jawab, sambil bersalaman. Kami pun berpisah. (bersambung)

 

*) PENULIS adalah Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved