Kupi Beungoh
Satu Sore Bersama Tun Mahathir Mohamad di Putrajaya
Tun Dr Mahathir Mohamad adalah nama yang sangat sinonim dengan Malaysia setelah dua kali menjadi Perdana Menteri di sana
Buku kedua pula adalah buku berjudul ‘Sejarah Mati di Kampung Kami’ yang ditulis oleh Nezar Patria, salah satu putra terbaik Aceh yang kini dipercaya sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika.
Mengingat saya tidak lagi memiliki buku ini karena buku yang telah dibeli sebelumnya pun sudah dihadiahkan kepada salah seorang guru saya di sini.
Baca juga: Kejadian di Malaysia, Pengungsi Rohingya Murka Ditegur Warga Lokal Buang Sampah ke Sungai: Melunjak!
Maka segera saja saya menghubungi Muhadzdzier M. Salda, sahabat baik yang kebetulan kampungnya di Pulo Reudeup, Kutablang juga bertetangga dengan kampung saya di Blang Me, untuk menanyakan apakah masih ada stok buku tersebut padanya.
Dia menjawab kalau perlu satu buku saja, masih ada stok di tangannya, tetapi kalau perlu lebih dari satu, maka perlu pesan terlebih dahulu dari penerbitnya dan akan sampai di Banda Aceh sekitar 4 atau 5 hari setelah pemesanan dilakukan.
Saya kemudian mengatakan kepada Muhadzdzier bahwa cukup satu buku saja karena buku ini akan saya hadiahkan kepada salah seorang tokoh di Malaysia, tanpa memberitahukan kepadanya siapa tokoh tersebut.
Setelah melakukan pembayaran, saya meminta tolong Muhadzdzier agar menyerahkan buku kepada adik ipar saya Samsul Bahri.
Rencananya buku ini akan dibawa oleh salah seorang anggota keluarga yang berangkat ke Malaysia sebelum pertemuan kami dengan Tun M.
Akan tetapi Samsul memberitahukan bahwa ada seorang rekannya yang berangkat ke Kuala Lumpur lebih awal dibandingkan anggota keluarga kami, jadi dia menitipkan buku tersebut melalui rekan tersebut.
Kebetulan pula, rekan yang bernama Juanda Djamal itu juga sebelum ini telah meminta saya untuk mengaturkan pertemuannya dengan Akhramsyah Muammar Ubaidah, anak sulung almarhum Tan Sri Sanusi Junid.
Akhirnya Juanda menyerahkan buku ini di waktu saya menemaninya berjumpa dengan Akhramsyah untuk bertukar pikiran sekaligus menjajaki peluang kolaborasi ke depan.
Sesi Bersama Negarawan
Hari pertemuan yang kami nantikan pun tiba. Waktu pertemuan yang diberikan itu pun sangat sesuai karena sekolah anak-anak pun baru saja memasuki musim libur.
Jarak lokasi kantor Tun M, tempat pertemuan dengan tempat tinggal kami adalah 45km, di mana kalau jalan tidak macet, maka jangka waktu perjalanan adalah sekitar 47 menit.
Sebagai langkah berjaga-jaga, kami berangkat lebih awal dari rumah sehingga jam 2:45 sore kami sudah sampai di sana.
Begitu sampai di pintu gerbang Yayasan Kempimpinan Perdana, kami memberitahukan nama dan tujuan kedatangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.