Kupi Beungoh
Hidup Bersama Bencana, Pemuda Bisa Apa?
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Pemuda pembawa perubahan
Pemuda pembentuk generasi, tidaklah maju suatu bangsa tanpa ada andil pemuda.
Indonesia merdeka tidak terlepas dari peran pemuda yang menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dan memaksanya untuk mengproklamasikan kemerdekaan.
Baitul Maqdis dibebaskan oleh seorang pemimpin muda, Shalahuddin Al-ayyubi. Konstantinopel juga direbut oleh pemimpin muda, Sultan Al-Fatih.
"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia", kutipan kata Bapak Proklamator Indonesia ini menggambarkan bahwa pemuda memiliki potensi besar untuk membawa perubahan.
Tidak hanya itu, dalam agama Islam pun pemuda memiliki posisi spesial seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).”
Pemuda pembawa perubahan
Pemuda pembawa perubahan, termasuk dalam upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Apa yang dapat dilakukan oleh para pemuda?
Ada banyak hal yang dapat dilakukan sebagai upaya membentuk ketangguhan dan siap siaga menghadapi bencana, terutama oleh pemuda.
Pertama, mulailah dari keluarga kamu sendiri yaitu dengan memastikan bahwa keluarga kamu memiliki tas siaga yang isinya adalah surat-surat penting (surat tanah, akta kelahiran, ijazah,dll), pakaian untuk tiga hari, makanan ringan dan air minum untuk 3 hari, perlengkapan mandi, obat-obatan, senter, alat komunikasi, masker dan peluit, serta uang tunai.
Selain itu, pastikan keluargamu memiliki kesepakatan rencana kontijensi seperti jika seandainya terjadi tsunami sedangkan keluarga tidak ada di rumah dan terpisah-pisah maka kearah mana menyelamatkan diri.
Rencana ini membuat seluruh anggota keluarga tidak saling mencari ketika sedang panik dan fokus menyelamatkan diri hingga nantinya setelah tsunami selesai bisa mempermudah pencarian.
Kedua, ikut serta dalam mengedukasi masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.