Salam
Saatnya Beradaptasi dengan Kecerdasan Buatan
Menurut Dahlan, AI dapat dimanfaatkan untuk mengefisiensikan biaya untuk sebuah pemberitaan. Produktivitas pemberitaan di media massa juga dapat digen
MENARIK membaca pernyataan Chief Executive Officer (CEO) Tribun Network, Dahlan Dahi tentang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Sebuah topik yang sedang menjadi perbincangan hangat belakangan ini, karena besarnya manfaat dan sekaligus kekhawatiran yang akan ditimbulkan.
Dahlan sebagaimana diberitakan Serambi, Selasa (30/1/2024), menilai bahwa media massa seharusnya dapat memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau AI. Menurut Dahlan, AI dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pemberi-taan di media massa.
"Apakah media harus merangkul? Ya, tidak ada cara lain. Ya karena dia di depan memberi informasi, dia harus lebih dulu tahu itu," ujar Dahlan pada Forum Diskusi Media dengan tema 'AI dan Keberlanjutan Media' di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakar-ta, Senin (29/1/2024).
Menurut Dahlan, AI dapat dimanfaatkan untuk mengefisiensikan biaya untuk sebuah pemberitaan. Produktivitas pemberitaan di media massa juga dapat digenjot.
"Kalau tadinya untuk memproduksi satu video diperlukan tiga orang, boleh nggak tanpa orang? Kalau tadinya memproduksi video itu 10 jam, boleh enggak 5 menit? Nah itu cut cost berarti mengurangi biaya, itu berarti efisiensi," tutur Dahlan.
Di luar media massa, teknologi AI sebenarnya sudah cukup banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Salah satunya ada-lah ChatGPT atau sejenisnya, yaitu kecerdasan buatan genera-tif dengan model bahasa besar (large language model/LLM). Di Playstore, aplikasi ini telah diunduh sebanyak lebih dari 50 juta kali, belum lagi mereka yang menggunakannya berbasis web melalui komputer.
ChatGPT selama ini sudah banyak digunakan di lingkungan akademis, baik untuk membuat essai, karya ilmiah (skripsi, te-sis, disertasi), hingga dalam pembuatan proposal, naskah pi-dato, hingga menjawab berbagai pertanyaan lainnya. Dengan kemampuan tersebut, lalu muncul kekhawatiran bahwa kecer-dasan buatan dapat menggantikan pekerja manusia.
Belum lagi kekhawatiran lainnya bahwa kecerdasan buatan yang sudah melampaui pemahaman para penciptanya, sehing-ga berisiko menghidupkan skenario bencana fiksi ilmiah ten-tang mesin yang mengakali penemunya. Disamping itu, banyak juga yang khawatir tentang privasi dan keamanan data, karena kecerdasan buatan membutuhkan akses ke data pribadi untuk belajar dan berkembang.
Karena itu, kita sepakat dengan artikel yang ditulis Manerep Pasaribu, dosen Pascasarjana PPIM Fakultas Ekonomi dan Bis-nis UI dan anggota Indonesia Management Strategic Society (ISMS) yang dimuat di Kompas.id. Manerep menyatakan, dalam era digital yang semakin maju, kecerdasan buatan adalah sebu-ah teknologi yang sangat penting bagi organisasi dalam mening-katkan produktivitas dan efisiensi.
Namun, seperti halnya dengan setiap teknologi baru, terda-pat kekhawatiran tentang konsekuensi negatif dari penggunaan-nya. Karena itu, regulasi sangat diperlukan, karena kecerdasan buatan yang ada saat ini menimbulkan kekhawatiran nyata ten-tang bias, privasi, dan hak kekayaan intelektual. Seiring dengan kemajuan teknologi, masalah-masalah lain juga dapat muncul.
Manerep Pasaribu mencontohkan sikap tegas Uni Eropa. Un-dang-undang yang diusulkan mengkategorikan berbagai peng-gunaan kecerdasan buatan berdasarkan tingkat risikonya, dan membutuhkan pemantauan dan pengungkapan yang semakin ketat seiring dengan meningkatnya tingkat risiko.
Jadi kuncinya adalah menyeimbangkan kecerdasan buatan dengan penilaian terhadap risikonya, dan siap untuk beradap-tasi. Gunakan potensi kecerdasan buatan sebagai sumber daya tambahan dalam mencapai tujuan tanpa meninggalkan nilai-nilai etika dan moralitas sebagai manusia.
POJOK
Sederet jenderal kawal Jokowi di Lembah Tidar
Wajar dong, Jokowi kan masih menjabat Presiden
Bansos Rp 600 ribu cair Februari
Pemilu juga diselenggarakan pada 14 Februari 2024, hehehe..
Sebagian besar senjata Hamas berasal dari Israel
Ini namanya senjata makan tuan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.