Menjaga Marwah Aceh Itu Wajib

PENJABAT (Pj) Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, mengata-kan bahwa kesuksesan pelaksanaan Pekan Olaharga Nasional (PON) XXI merupakan marwah bagi orang Aceh. Karena itu, se-laku tuan rumah, PON harus berjalan sukses.

“Ini merupakan PON pertama kali yang dilaksanakan dengan melibatkan dua provinsi, yaitu Aceh dan Sumut. Belum tentu 100 tahun lagi PON akan ada lagi di Aceh. Jadi ini wajib kita sukseskan,” kata Bustami dalam wawancara ekslusif sebagai-mana diberitakan Serambi, Selasa (26/3/2024).

Apalagi sebagaimana dikatakan Bustami, dijadikannya Aceh sebagai tuan rumah PON juga merupakan hasil perjuangan ber-sama yang dilakukan Pemerintah Aceh dan Komite Olahraga Nasional (KONI) Aceh di awal masa pemerintahan Gubernur Ir-wandi Yusuf.

Karenanya, menjadi penting bagi kita semua untuk bertang-gung jawab menyukseskan pelaksanaan PON tersebut agar Aceh tidak malu. “’Bek lage buya tambue, leuh toeh han ek hu’. Jangan sudah minta lalu kita lari dari tanggung jawab tersebut. Makanya saya selalu menyampaikan bahwa PON ini adalah per-taruhan bagi orang Aceh,” ujar Bustami.

Kembali ke marwah. Secara leksikal, marwah berarti kehormat-an diri, harga diri, nama baik. Dalam pergaulan hidup sehari-hari, marwah dipadankan dengan istilah harkat-martabat. Aceh sendiri dikenal sebagai daerah yang sangat menjaga marwah diri, agama, dan nasionalisme keacehannya.

Hal ini setidaknya tergambarkan dari kegigihan Aceh berperang melawan penjajah Belanda, fanatis-me terhadap agama, serta tradisi yang masih melekat kuat hingga sekarang, yakni peumulia jamee.
Seseorang yang memelihara marwahnya adalah orang yang mampu menjaga kemuliaan diri, memelihara kehormatannya, dan mampu menahan diri dari dorongan hawa nafsu dan perila-ku buruk yang merusak martabat kemanusiaannya.

Dalam ajaran Islam, disebutkan bahwa berbagai hal, yaitu: agama, jiwa, harta, keturunan, dan akal, harus selalu dijaga. Bahkan untuk mempertahankan harga diri atau jiwa, termasuk rasa malu, disebut sebagai dari iman. Rasulullah SAW bersab-da yang artinya: "Barang siapa yang berusaha menjaga kehor-matannya, maka Allah akan menjaga kehormatannya, dan ba-rang siapa yang merasa cukup maka Allah akan memberikan kecukupan". (Shahih Al Bukhari, no.1427)

Nah, dalam konteks ini, sudah jelas dan tidak perlu ada kera-guan lagi bahwa pelaksanaan PON di Aceh memang harus suk-ses, bagaimana pun itu caranya, karena ini menyangkut dengan kehormatan dan harga diri rakyat Aceh. Tetapi untuk menyukse-skan itu tentu tidak cukup dengan sekedar retorika. Butuh ko-mitmen, kesadaran, dan kesamaan pemahaman dari semua pi-hak tentang pentingnya kesuksesan pelaksanaan PON.

Memang kita akui, progres persiapan PON di Aceh sebelum-nya berjalan sangat lambat, yang salah satunya mungkin dipe-ngaruhi oleh tidak kondusifnya hubungan di pemerintahan, teru-tama antara eksekutif dan legislatif. Tetapi belakangan, seiring dengan dilantiknya Bustami Hamzah sebagai Pj Gubernur, hu-bungan eksekutif dan legislatif kembali menjadi harmonis. Ini tentu menjadi modal awal yang sangat penting.

Di luar itu, Pj Gubernur Bustami Hamzah juga sudah meminta seluruh aparatur sipil negara (ASN) di setiap dinas untuk dilibatkan dalam persiapan dan pelaksanaan PON nantinya. Dia meni-lai kegiatan dinas tidak terlalu banyak pada tahun ini, sehingga bisa dialihkan untuk memaksimalkan dan menyukseskan PON.

Tetapi sekali lagi, menyukseskan PON bukan hanya tugas Pj Gubernur seorang. Perlu dukungan dan kerja sama dari se-mua pihak dan seluruh masyarakat Aceh untuk sama-sama me-nyukseskan pelasaksanaan PON Aceh-Sumut. Kita semua wajib menjaga marwah Aceh.

POJOK

JK jelaskan Partai Aceh bagian dari MoU Helsinki
Iya sudah tahu, tetapi ini konteksnya apa Pak?

Warga keluhkan jatah di pasar murah
Hehehe,,, ternyata untuk siapa yang cepat datang ya?

Pertamina jamin stok BBM aman
Alhamdulillah, semoga tidak seperti janji manis politisi