Kemudian, saat gempa kembali melanda Yogyakarta tahun 2006, ikut berdampak pada bangunan di kompleks Taman Sari ini. Sehingga, renovasi dan revitalisasi kembali dilakukan, beberapa bangunan diperbaiki, diperkuat, dan dilapis ulang. Saya sempat melihat sebuah bangunan yang memang di belakangnya diberi besi penyangga agar tidak roboh. Juga beberapa tembok yang tidak hanya retak lantaran usia dan makhluk hidup organik yang hidup di bebatuannya. Termasuk juga bagian Sumur Gumiling yang kini telah ditutup aksesnya sebagai bagian dari upaya revitalisasi bangunan bersejarah ini.
Dengan melihat Taman Sari ini, kemudian teringat dengan Taman Sari plus Gunongan yang berada di Banda Aceh membuat saya kembali berpikir tentang satu hal. Setiap kerajaan memiliki sebuah tempat khusus untuk rekreasi bersama keluarga.
Taman Sari menjadi sebuah tempat yang privat, nyaman, dan benar-benar bercorak khas budaya dari kerajaan tersebut. Sehingga, Taman Sari ini menjadi tempat yang nyaman untuk menghabiskan waktu yang sangat berkualitas bersama anggota keluarga dekat serta bermeditasi untuk mendapatkan sebuah ketenangan yang menginspirasi dalam menjalani kehidupan. Itulah, antara lain, istimewanya Yogyakarta dan Aceh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.