Kajian Kitab Kuning
Memahami Malam Lailatul Qadar, Malam yang Penuh Keberkahan Sampai Terbitnya Fajar
Malam lailatul qadar merupakan malam yang sangat mulia karena pada malam ini Allah SWT menurunkan al-Qur’an. Pada malam ini penuh dengan kesejahteraan
12. Terjadi pada malam kedua puluh tiga, yakni pendapat sekelompok banyak para sahabat dan selain mereka. Dalilnya hadits shahih Muslim riwayat Abdullah bin Unais, Rasulullah SAW bersabda :
أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ثُمَّ أُنْسِيتُهَا وَاذا في صبيْحَتهَا أَسْجُدُ فِى مَاءٍ وَطِينٍ ». قَالَ فَمُطِرْنَا لَيْلَةَ ثَلاَثٍ وَعِشْرِينَ
Aku diperlihatkan malam lailatul qadar, kemudian aku lupa dan pada waktu Shubuh, aku bersujud atas tanah yang basah. Abdullah bin Unais berkata : “Pada malam kedua puluh tiga itu terjadi hujan
13. Terjadi pada malam kedua puluh empat. Pendapat ini diriwayat dari Bilal, Ibnu Abbas, al-Hasan dan Qatadah.
14. Terjadi pada kedua puluh tiga atau kedua puluh tujuh. Pendapat ini dihikayah dari Ibnu Abbas.
15. Terjadi pada malam kedua puluh tujuh. Ini merupakan pendapat sekelompok yang banyak dari sahabat Nabi dan selain mereka. Ubay bin Ka’ab r.a. bersumpah tidak mengecualikan sesungguhnya malam lailatul qadar terjadi pada malam kedua puluh tujuh sebagaimana yang telah tsabit dalam al-Shahih.
16. Terjadi pada akhir bulan.
17. Terjadi pada malam kedua puluh dua atau kedua puluh tiga
18. Terjadi pada malam kedua puluh satu, kedua puluh tiga, kedua puluh lima, kedua puluh tujuh atau malam terakhir.
19. Terjadi pada malam kedua puluh satu, kedua puluh tiga atau kedua puluh lima
20. Terjadi pada malam kedua puluh tiga atau kedua puluh lima.
21. Terjadi pada malam kedua puluh tujuh atau kedua puluh sembilan
22. Terjadi pada malam ganjil sepuluh yang akhir, malam ketujuh belas atau kesembilan belas.
Perbedaan pendapat di atas didasarkan kepada bahwa malam lailatul qadar itu wujud pada malam tertentu sebagaimana mazhab Syafi’i.
Menurut pendapat yang shahih dalam mazhab Syafi’i, malam lailatul qadar khusus pada sepuluh yang akhir dan malam ganjil lebih diharapkan daripada malam genap dan malam kedua puluh satu dan dua puluh tiga lebih diharapkan muncul dibandingkan malam lainnya.
Pendapat ini merupakan pendapat yang bagus dianggap sebagai pendapat yang kedua puluh tiga (ke-23). Ada pendapat yang mengatakan bahwa malam lailatul qadar sudah hilang, maka pendapat yang terakhir ini merupakan pendapat yang kedua puluh empat (ke-24)
(Syarah al-Shadri bi Zikri Lailatil Qadri, karya Waliuddin al-Iraqi.:54-79)
Tanda-tanda malam lailatul qadar
Waliuddin al-Iraqi juga menjelaskan kepada kita bahwa alam Musnad Ahmad dengan isnad yang baik dari ‘Ubadah bin al-Shamid r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda :
إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيْهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ, لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ, َلاَ محِلُّ لِكَوْكَبٍ يُرْمَى بِهِا حَتَّى يصْبِحَ, وَإِنَّ من أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً, لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ, وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ
Sesungguhnya tanda-tanda Lailatul Qadr adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, setengah dari tanda Lailatul Qadr adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu
Qadhi Ibnu ‘Iyadh mengatakan dua pendapat kenapa pada pagi lailatul qadar, matahari terbit tidak ada terik panasnya, yaitu : Pertama, itu sebagai tanda malam lailatul qadar. Kedua, hal itu terjadi karena banyak hilir mudik, turun kebumi dan naik malaikat yang dapat menutup panas matahari dengan sayapnya dan tubuhnya yang lembut. (Syarah al-Shadri bi Zikri Lailatil Qadri, karya Waliuddin al-Iraqi.:84-85)
Wallahua’lam bisshawab
PEMBAHASAN KAJIAN KITAB KUNING LAINNYA DISINI
----------
*) Salah satu tugas mulia bagi Muslim adalah menjadi penerus risalah kenabian, yakni mensyiarkan Agama Islam dalam berbagai bentuk media.
Serambi Indonesia menyambut baik kerjasama Bidang Dakwah bil Qalam dan Lisan (video) dengan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh.
Dakwah melalui tulisan diasuh oleh Tgk Alizar Usman, S.Ag, M.Hum, alumni UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan Alumni Dayah Istiqamatuddin Darul Muarrif, Lam Ateuk.
Adapun dakwah melalui visual diisi oleh keluarga besar DPP ISAD Aceh.
Dakwah di media besar melalui Serambi Indonesia jangkauannya lebih luas. Dapat dibaca kapan saja dan di mana saja sehingga konten dakwah bisa didapat lebih fleksibel.
Seluruh Isi dan konten menjadi tanggung jawab para narasumber.
Anak Melawan Ayah Demi Membela Ibu, Apakah Termasuk Durhaka? Ini Hukumnya Menurut Tgk Alizar Usman |
![]() |
---|
Hadiri Resepsi Pernikahan Orang Tanpa Diundang, Bagaimana Hukumnya Dalam Islam? |
![]() |
---|
Memahami Sudut Pandang Takdir |
![]() |
---|
Orang Gila Juga Menikah |
![]() |
---|
Hukum Menggunakan Obat Penunda Haid untuk Ibadah Haji, Umroh hingga Puasa Ramadhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.