Salam

Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin

Setelah itu, mari kita buka lembaran baru yang masih putih serta memperbanyak silaturahmi untuk meminta atau membe-ri maaf, dan menjadi seorang yang m

|
Editor: mufti
FREEPIK.COM
ILUSTRASI -- Selamat Idul Fitri 

JIKA tak ada halangan, insyaallah kita akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah pada Rabu (10/4/2024) besok. Sete-lah melaksanakan puasa Ramadhan selama sebulan, kita semua tentu sudah jauh-jauh hari dan dengan sangat bersahaja menyiap-kan berbagai keperluan untuk menyambut hari kemenangan terse-but. Keperluan itu mulai dari rencana mudik dan silaturahmi, ane-ka makanan dan kue, baju baru, serta berbagai hal lainnya.

Meski demikian, kita sebagai muslim harus ingat bahwa Islam tak membolehkan kita merayakan Lebaran dengan hura-hura dan perbuatan-perbuatan lain yang mengarah kepada mubazir. Semu-anya harus dilakukan sesuai dengan kondisi keuangan dan ke-pantasan kita masing-masing. Sebab, ada hal yang lebih penting ketika kita kembali ke ‘fitrah’ yakni harus tetap memiliki sikap isti-kamah dalam hal beribadah, kepekaan dan kepedulian sosial, ser-ta berbagai kegiatan positif lain seperti yang kita lakukan selama Ramadhan. Selain itu, muslim yang meraih kemenangan sudah tentu mampu menahan nafsu dan amarahnya.

Hal tak kalah penting yang harus menjadi perhatian kita ber-sama adalah, dalam suasana Idul Fitri diharapkan tak ada umat Islam yang hidup dalam kesedihan, kesusahan, dan kemiskin-an. Karena itulah, beberapa hari sebelum Idul Fitri tiba, umat muslim yang mampu diwajibkan membayar zakat fitrah. Kewa-jiban tersebut merupakan bagian dari upaya kita membagikan kebahagiaan kepada kaum duafa agar mereka bisa ikut bersu-ka cita pada hari kemenangan nanti.

Sesuai dengan prinsip dasarnya yaitu kembali ke fitrah atau suci, maka Idul Fitri juga mengajak kita untuk membersihkan diri luar dan dalam dari sikap-sikap negatif seperti rasa benci, dengki, iri hati, dendam, dan rasa sombong. Hal-hal yang buruk itu harus kita ganti dengan rasa kasih sayang dan persaudara-an, rendah hati (tawaduk), saling memaafkan, amanah, saling membantu, serta berbagai sikap positif lainnya. Penggantian si-kap tersebut salah satunya bisa dilakukan dengan hati terbuka, wajah yang berseri-seri, dan senyuman yang manis, kita ulurkan tangan untuk bermaaf-maafan antarsesama.

Setelah itu, mari kita buka lembaran baru yang masih putih serta memperbanyak silaturahmi untuk meminta atau membe-ri maaf, dan menjadi seorang yang memiliki sikap pemaaf. Ja-ngan biarkan kedengkian dan kebencian merasuk kembali ke jiwa kita yang sudah suci. Selanjutnya, kita juga harus berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan predikat takwa yang (in-syaallah) sudah kita peroleh dalam bulan suci Ramadhan.

Wujud dari ketakwaan itu, antara lain, bisa terlihat dari mam-pu tidaknya menjaga serta meningkatkan kuantitas dan kualitas iman kita kepada Allah Swt; memelihara ukhuwah atau persauda-raan; meningkatkan ibadah dan amal saleh atau minimal sama de-ngan saat Ramadhan, serta menjauhi atau meninggalkan semua perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt. Dengan melaksanakan hal-hal tersebut dan berbagai kegiatan positif lainnya, kita berdoa dan membuktikan diri bahwa kita pantas disebut sebagai manusia yang benar-benar kembali fitri atau suci.

Ada beberapa cara yang kiranya dapat kita lakukan untuk mempertahankan predikat takwa setelah Ramadhan. Cara itu, antara lain, memiliki tekad dan niat kuat untuk meningkatkan ibadah; mengerahkan seluruh kemampuan yang kita miliki un-tuk memperbaiki kelalaian dalam melaksanakan ibadah; serta menyadari amal-amal yang kita perbuat masih sangat kurang, sehingga perlu melakukan koreksi terhadap diri kita masing-masing. Akhirnya, kami mengucapkan selamat Idul Fitri 1445 Hijriah, mohon maaf lahir dan batin! (*)

POJOK

ASN dilarang pakai mobil dinas untuk mudik
Tapi, kalaupun ada yang dipakai secara diam-diam nggak disanksi juga kan?

DPRK: Stop perpanjangan izin HGU
Aktivitas perusahaan pemegang HGU jangan lupa dikontrol juga

Dokter cuti, pasien batal operasi
Itu artinya warga tak boleh sakit saat dokter cuti ya? He..he..he…

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Geng dan Gagalnya Pembinaan Sosial

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved