Konflik Palestina vs Israel

Jelang Invasi ke Rafah, Ribuan Tentara Israel Dikerahkan ke Gaza

Pejabat militer Israel mengatakan semua persiapan untuk memasuki kota Rafah paling selatan di Gaza telah selesai

Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/Komposit: Google Earth / MAXAR
Gambar komposit menunjukkan (LR) Rafah pada tahun 2022, dan pada tahun 2024 dengan warga sipil memenuhi area tersebut. 

SERAMBINEWS.COM - Ribuan tentara Israel dikerahkan ke Gaza menjelang invasi di Rafah.

Pejabat militer Israel mengatakan semua persiapan untuk memasuki kota Rafah paling selatan di Gaza telah selesai dan rencana tersebut bergantung pada persetujuan pemerintah.

Tentara Israel mengumumkan pada tanggal 24 April bahwa Brigade Lapis Baja “Yiftah” ke-679 dan Brigade Infanteri “Carmeli” ke-2 akan memasuki Jalur Gaza dalam beberapa hari mendatang.

Mereka disiapkan untuk mengambil kendali sabuk militer Netzarim dan dermaga buatan AS di lepas pantai Gaza.

Brigade infanteri Israel biasanya terdiri dari 2.000 hingga 5.000 tentara.

Media Israel mengatakan pengerahan dua brigade tersebut akan “membebaskan” pasukan dari Brigade “Nahal” ke-933 yang saat ini menguasai koridor Netzarim, yang dibangun di atas reruntuhan rumah, sekolah, dan rumah sakit untuk membagi Gaza menjadi dua pada awal tahun ini .

Pengumuman ini muncul ketika pihak berwenang Israel mengatakan semua persiapan yang diperlukan telah selesai untuk menghadapi serangan yang akan terjadi di kota Rafah di bagian paling selatan Gaza, tempat lebih dari satu juta warga Palestina berlindung.

Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu bahwa tentara dapat melancarkan operasi setelah mendapat persetujuan pemerintah.

“Hamas terkena dampak paling parah di sektor utara. Hal ini juga terkena pukulan keras di bagian tengah Jalur Gaza. Dan dalam waktu dekat hal ini juga akan mendapat pukulan keras di Rafah,” kata seorang petinggi tentara Israel, Jenderal Itzik Cohen mengatakan pada hari Selasa.

“Rafah tidak akan menjadi Rafah saat ini… Tidak akan ada amunisi di sana. Dan tidak akan ada sandera di sana,” tambahnya.

Awal pekan ini, Wall Street Journal (WSJ) mengutip para pejabat Mesir yang mengatakan bahwa Israel memiliki rencana untuk mengevakuasi warga sipil dari Rafah selama dua hingga tiga minggu bekerja sama dengan AS, Kairo, dan negara-negara Arab lainnya, termasuk UEA.

Para pejabat menambahkan bahwa Tel Aviv berencana melakukan pengerahan pasukan secara bertahap ke Rafah, terkonsentrasi di wilayah tertentu di mana para pemimpin Hamas diduga bersembunyi.

Seluruh operasi diperkirakan memakan waktu setidaknya enam minggu.

Selain itu, sumber-sumber pemerintah Israel mengatakan kepada media Israel pada hari Rabu bahwa kabinet perang berencana untuk bertemu dalam dua minggu mendatang untuk mengizinkan evakuasi warga sipil.

Laporan tersebut menyatakan bahwa rencana evakuasi melibatkan pemindahan penduduk sipil Rafah ke kota selatan Khan Yunis dan daerah lain di Jalur Gaza.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved