Salam
Kurangi Dampak Merugikan Cuaca Ekstrem
DI Aceh sudah kerap terjadi berbagai peristiwa yang disinyalir akibat cuaca ektrem. Yang terkini, mulai dari kelangkaaan sumber air tanah di kawasan L
DI Aceh sudah kerap terjadi berbagai peristiwa yang disinyalir akibat cuaca ektrem. Yang terkini, mulai dari kelangkaaan sumber air tanah di kawasan Lhoknga Aceh Besar hingga angin kencang yang menerjang ratusan rumah di Aceh Utara pada Kamis lalu. Juga banjir yang melanda sejumlah kawasan beberapa waktu silam. Gagal panen pun sudah kerap terjadi akibat kekeringan yang parah. Hari-hari belakang-an ini di Aceh juga kita lalui dengan cuaca yang lebih panas.
Pemanasan global memang sebuah fakta yang sudah sangat tera-sa dampaknya. Kenaikan permukaan air laut hingga terjadinya banjir dan badai akibat perubahan cuaca akan berdampak besar pada ha-bitat di alam. Kondisi ini bahkan dapat membuat beberapa spesies binatang, tanaman, dan organisme lainnya terancam punah. Manu-sia tentu tidak luput dari ancaman peristiwa tersebut, mulai dari har-ta benda hingga nyawa.
Itu sebabnya, untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca ek-strem, diperlukan upaya mitigasi dan adaptasi yang serius dari peme-rintah dan masyarakat. Tanpa adanya upaya mitigasi, dampak buruk yang dialami akan sangat besar.
Di tengah-tengah keterbatasan anggaran, pemerintah juga harus mulai memberikan prioritas pada sektor ini. Kalau dulu anggaran un-tuk mitigasi kebencanaan rendah, sekarang harus ditingkatkan de-ngan drastis. Tidak hanya untuk aspek pencegahan, akan tetapi juga untuk membantu masyarakat pada saat tanggap darurat pascabenca-na. Itulah yang harus dilakukan, perubahan iklim itu sebagai sebuah keniscayaan yang harus diterima. Tinggal lagi ikhtiar kita untuk meni-minimalkan risiko terhadap masyarakat.
Toh, berbagai negara sudah punya pengalaman dalam hal benca-na alam. Misalnya saja Jepang.
Negeri Sakura ini terkenal dengan kedahsyatan bencana alam, khu-susnya gempa dan tsunami. Namun, mereka telah membekali warga-nya dengan program mitigasi bencana yang disosialisakan secara berka-la dan berjenjang baik di fasilitas pendidikan seperti sekolah, maupun di perusahaan-perusahaan swasta. Oleh karena itulah, saat terjadi benca-na tidak ada kepanikan berlebihan yang dapat menimbulkan korban jiwa.
Di Lhoknga, Aceh Besar, sudah berbulan-bulan warga kesulitan mendapatkan air bersih. Sumber air tanah sudah tak mampu dijang-kau. Kalau pun masih ada mata air di beberapa desa, sudah tidak la-yak konsumsi. Sementara kemampuan pemerintah memasok air ber-sih sangat terbatas. PDAM Tirta Mountala angkat tangan.
Ribuan warga pun terus berikhtiar. Pada Kamis lalu, mereka dari Kecamatan Lhoknga yang tersebar di empat mukim dalam wilayah tersebut melaksanakan shalat minta hujan atau istisqa. Di Aceh Uta-ra, Kamis lalu, ratusan bangunan juga diterjang angin kencang. Para pedagang kaki lima di Simpang Rangkaya, Kecamatan Tanah Luas, berlari tunggang langgang ketika angin menerjang rak-rak tempat me-reka berjualan pada sore itu. Di desa-desa lainnya, banyak atap ru-mah beterbangan, hingga pohon tumbang menimpa bangunan ru-mah.
rugian yang dialami masyarakat sudah tak terhitung. Mereka lelah fisik dan mental. Para penjual aneka kuliner di Simpang Rangka-ya membutuhkan dukungan keuangan segera agar mereka bisa bang-kit kembali memulai usahanya, sehingga asap dapur mengepul di rumah tangga masing-masing. Pun sejumlah warga yang rumahnya ru-sak diterjang angin kencang.
Itu baru dua contoh kecil saja bahwa betapa perubahan iklim mem-buat penderitaan langsung bagi manusia. Kini menanti kesigapan pe-merintah yang mempunyai segala instrumen untuk membuat bluprint mitigasi bencana sebagai antisipasi mencegah kerugian besar akibat perubahan iklim yang nyata-nyata terjadi di Aceh.(*)
POJOK
Mahkamah internasional minta Israel angkat kaki
Permintaan apa pun ke penjajah ini tak lagi mempan pa-kai kata-kata
Raja baru Malaysia berharta Rp 89 triliun
Masya Allah
PLN terima penghargaan dari Kemenko Perekonomian
Masyarakat hanya berharap listrik tak hidup-mati
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.