Luar Negeri

Muhammad Yunus Resmi Ditunjuk Memimpin Pemerintahan Sementara Bangladesh Usai Hasina Lengser

Muhammad Yunus, peraih Nobel, akan memimpin pemerintahan sementara Bangladesh setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina melarikan

Editor: Faisal Zamzami
AP Photo
Hadiah Nobel Perdamaian Muhammad Yunus tersenyum saat tiba di pengadilan ketenagakerjaan di Dhaka, Bangladesh, Minggu, 28 Januari 2024. Yunus akan memimpin pemerintahan sementara Bangladesh setelah Perdana Menteri lama Sheikh Hasina melarikan diri akibat pemberontakan massal yang menewaskan ratusan orang. 

Selain membubarkan parlemen, Shahabuddin juga memerintahkan pembebasan tokoh oposisi Bangladesh, Khaleda Zia.

 
Zia merupakan rival politik Hasina yang dikenai tahanan rumah karena kasus korupsi pada 2018.

Demonstrasi dan kerusuhan di Bangladesh pun dilaporkan mulai surut usai pengunduran diri Hasina.

Perempuan yang telah berkuasa selama 15 tahun itu kabur ke India pada Senin (5/8), kemudian mengundurkan diri.

Hasina mundur usai gagal mengendalikan kerusuhan yang pecah di Bangladesh sejak pertengahan Juli lalu.

Kerusuhan bermula dari demonstrasi mahasiswa yang menuntut penghapusan kuota pegawai pemerintah untuk keluarga veteran perang kemerdekaan.

 
Pemerintahan Hasina sempat memberlakukan kebijakan keras terhadap demonstran, termasuk perintah tembak di tempat bagi pelanggar ketentuan jam malam.

Kerusuhan di Bangladesh dilaporkan menewaskan hampir 300 orang.

Panglima militer Bangladesh, Jenderal Waker-uz-Zaman, mengaku memegang kendali sementara negara itu usai Hasina mengundurkan diri.

Waker-uz-Zaman berjanji akan bekerja sama dengan presiden untuk membentuk pemerintahan interim jelang diadakannya pemilu.

Akan tetapi, demonstran menolak pemerintahan militer di Bangladesh.

Demonstran meminta peraih Nobel Perdamaian asal Bangladesh, Muhammad Yunus, untuk memimpin pemerintahan sementara.

Yunus saat ini masih berada di Paris, Prancis, dan belum bisa dimintai keterangan.

Sebelumnya, Yunus menyebut pengunduran diri Hasina sebagai "hari kemerdekaan kedua."

Dia dikenal sebagai oposisi Hasina dan pernah dipidana karena kasus korupsi.

Dia menuduh pemerintahan Hasina menjeratnya dengan kasus korupsi sebagai balas dendam.

Yunus dianugerahi Nobel Perdamaian pada 2006 silam atas jasanya menjadi pionir kredit mikro.

Komite Nobel saat itu menilai Yunus turut berjasa untuk perdamaian dunia dengan membantu penduduk keluar dari kemiskinan.

Sejak Sheikh Hasina mengundurkan diri, tidak ada kekerasan yang dilaporkan terjadi di Dhaka.

Ibu kota Bangladesh itu sebelumnya membara karena kerusuhan yang menargetkan kediaman pejabat dan gedung pemerintah.

"Hari ini kami mendapat apa yang pantas kami dapatkan. Semua orang senang, semua orang merayakannya," kata seorang mahasiswa, Juairia Karim, dikutip Associated Press.

Kerusuhan di Bangladesh menewaskan seorang WNI berinisial DU.

Dia dilaporkan meninggal karena kebakaran di hotel tempatnya menginap di Jashore.

Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) Indonesia telah menghubungi keluarga almarhum di Tanah Air untuk menyampaikan belasungkawa. 

"Kemlu telah menghubungi keluarga almarhum di Indonesia untuk menyampaikan ucapan belasungkawa dan akan memfasilitasi repatriasi jenazah, bekerja sama dengan perusahaan tempat almarhum bekerja," kata Kemlu dalam sebuah pernyataan, Selasa (6/8).

Baca juga: Kajari Bireuen Tinjau Pembangunan Lumbung Pangan Desa Buket Teukuh

Baca juga: VIDEO - Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Ditunjuk Gantikan Ismail Haniyeh, Keberadaannya Misterius

Baca juga: Muncul Sosok Baru di Kasus Vina Cirebon, Ini Pengakuannya ke Dedi Mulyadi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved