Kupi Beungoh

Berpecah Dalam Politik, Jangan Berpecah Dalam Ukhuwah  

Munculnya berbagai partai politik dikancah perpolitikan Indonesia, membuat perpecahan di kalangan umat Islam.

Editor: Amirullah
For Serambinews
Dr. Ainal Mardhiah, S Ag, M.Ag, Dosen Pascasarjana UIN Ar Raniry Banda Aceh 

Berpecah Dalam Politik Jangan Berpecah Dalam Ukhuwah Islamiyah

Munculnya berbagai partai politik dikancah perpolitikan Indonesia, membuat perpecahan di kalangan umat Islam. Umat Islam berpecah dalam memilih wakil rakyat dan berpecah dalam keterlibatan di berbagai partai politik. 

Mengutip tulisan dari detikNews, yang ditulis 15 November 2020 Peneliti Centre for Strategic of International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan bahwa: "partai-partai Islam yang baru muncul ini umumnya lahir karena konflik internal partai". 

Perpecahan lebih lanjut dapat kita lihat, ketika lahir berbagai macam organisasi, unit kegiatan, di berbagai bidang kehidupan, yang bertebaran di masyarakat, mulai dari pusat sampai ke daerah, dan pelosok desa untuk mendukung kepentingan dan kebutuhan partai yang menuntut keterlibatan umat Islam. 

Akan semakin nampak perpecahan ketika melihat orang-orang yang terpilih menjadi wakil rakyat, saling berselisih dipanggung politik, dan pemerintahan. Sementara kondisi rakyat yang susah, minim perhatiannya. Rakyat susah karena kebutuhan hidup serba mahal, biaya kesehatan mahal, pendidikan mahal, tidak sebanding dengan jumlah penghasilan yang mereka dapat.

Lebih ekstrem lagi sebagian rakyat untuk makan sehari-hari saja sulit, karena tidak ada penghasilan tetap. Kemiskinan, pengangguran dan berbagai persoalan sosial lainnya semakin meningkat pesat. Berbanding terbalik dengan keadaan para wakil rakyat yang punya semua fasilitas dan terpenuhi semua kebutuhan. 

Dari data di berbagai media online kita baca bahwa pengangguran meningkat  per Februari 2024 mencapai 7,2 juta orang, kemiskinan Maret 2024 sebesar 25,22 juta orang meningkat, pengguna narkoba 296 juta jiwa, pelaku aborsi 2,4 juta jiwa (sekitar 700.000 kasus terjadi pada remaja). Kasus HIV pada anak usia 1-14 tahun mencapai 14.150 kasus. Dan masalah sosial lainnya yang hari ini sangat marak terjadi, rakyat harus memikirkan sendiri? 

Belum lagi jika kita lihat, banyak peraturan dan kebijakan yang dibuat mempersulit rakyat yang sebagian besar  adalah  umat Islam.

Mereka yang mewakili rakyat, hanya sedikit yang bicara untuk membela kepentingan rakyat, selebihnya diam dan menonton saja. Bukankah ini bukti nyata, bahwa umat Islam sedang berpecah? Sudah hilang kasih sayang dan ukhuwah di hati umat Islam terhadap saudaranya sesama muslim. 

Sungguh, Jika memang harus berpecah dalam politik, tolong  jangan berpecah dalam ukhuwah. Karena berpecah dalam ukhuwah, membuat kita semua lemah,  umat Islam akan terus tertindas.

Umat Islam dan Partai Islam akan  hilang wibawa, tidak punya kekuatan, akan dimanfaatkan, diperalat oleh partai-partai lain untuk mencapai tujuan yang belum tentu sesuai dengan tuntutan syari'at Islam. 

Bukankah politik bagi umat Islam untuk menjaga umat dan syari'at? Jika umat Islam hari ini berpolitik untuk menjaga jabatan, tahta, dan kekayaaan, lalu siapa yang akan menjaga umat dan syari'at Islam? Bukankah tahta, harta dan jabatan adalah bonus yang akan Allah berikan jika seorang muslim menjaga umat dan syari'at. 

Seperti yang dijelaskan dalam ayat Al-Qur'an berikut ini; 

“Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, lalu mematikan, kemudian menghidupkan (kembali). Adakah di antara mereka yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu yang demikian itu? Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Ar-Rum ayat 40). 

Imam Ghazali menjelaskan bahwa tujuan Allah menciptaan makhluk adalah untuk memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Oleh karena itu, tugas kita semua untuk menjaga ukhuwah dan menjaga umat Islam, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing. 

"Jika Harus Berpecah Dalam Politik, Janganlah Berpecah Dalam Ukhuwah, Nanti Umat Islam Akan Lemah Dan Hancur".

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved