KUPI BEUNGOH
Pemimpin Aceh yang Humanis: Harapan Baru dalam Pilkada 2024
Kita memerlukan pemimpin yang berkarakter, yang mampu menjadi teladan, dan yang lebih penting lagi, memiliki sifat humanis.
Oleh : Bambang Sukarno Putra, S.TP, M.Si *)
PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Aceh semakin dekat, dan atmosfer politik mulai memanas. Berdasarkan berita yang dilansir Serambinews.com (30 Agustus 2024), sebanyak 80 pasangan calon (paslon) akan bertarung pada Pilkada 2024 se-Aceh.
Bahkan, ada dua kabupaten yang berpotensi melawan kotak kosong, situasi yang mencerminkan kerapuhan demokrasi kita. Di tengah hiruk-pikuk ini, kita perlu merenung sejenak dan bertanya: tipe pemimpin seperti apa yang sebenarnya kita butuhkan untuk membawa Aceh ke depan?
Aceh adalah wilayah yang unik, dengan sejarah panjang yang penuh perjuangan, budaya yang kaya, dan masyarakat yang berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan tradisi.
Dalam konteks ini, seorang pemimpin yang hanya berorientasi pada kekuasaan atau mengejar kepentingan pribadi tidak akan mampu menjawab tantangan yang dihadapi oleh rakyat Aceh.
Kita memerlukan pemimpin yang berkarakter, yang mampu menjadi teladan, dan yang lebih penting lagi, memiliki sifat humanis yang mengedepankan kemanusiaan di atas segala-galanya.
Menurut data BPS Aceh, pada tahun 2023, tingkat kemiskinan di Aceh mencapai 15,43 persen, salah satu yang tertinggi di Indonesia. Selain itu, tingkat pengangguran di provinsi ini juga masih cukup tinggi, mencapai 7,72 % .
Angka-angka ini menunjukkan betapa perlunya pemimpin yang benar-benar memahami dan peduli pada masalah-masalah mendasar yang dihadapi oleh rakyat Aceh.
Di sisi lain, pendidikan dan kesehatan di Aceh juga masih menghadapi banyak tantangan. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Aceh, angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan menengah hanya mencapai 80,57 % pada tahun 2023, yang berarti masih ada sekitar 20 % anak usia sekolah yang tidak bersekolah.
Di bidang kesehatan, meskipun ada peningkatan dalam akses layanan, kualitas layanan kesehatan di daerah-daerah terpencil masih sangat memprihatinkan.
Baca juga: Damai Aceh dalam Transisi: Pentingnya Mempraktikkan Demokrasi dengan Benar dalam Pilgub
Baca juga: Respons Keluhan Warga, Pemko Banda Aceh Gelar Operasi Tangkap Anjing Liar
Ini adalah tantangan nyata yang harus dihadapi oleh pemimpin Aceh ke depan. Pemimpin yang mampu menghadirkan solusi bukan hanya melalui pembangunan infrastruktur, tetapi juga melalui kebijakan yang mengedepankan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.
Dengan 80 paslon yang akan bertarung di Pilkada 2024 di Aceh, rakyat Aceh memiliki banyak pilihan. Namun, di antara sekian banyak pilihan tersebut, penting untuk diingat bahwa tidak semua calon memiliki kualitas yang diharapkan.
Beberapa hanya mengandalkan popularitas atau modal besar tanpa menawarkan visi yang jelas untuk masa depan Aceh.
Dalam konteks ini, rakyat Aceh perlu jeli dalam memilih pemimpin. Apakah calon tersebut hanya mengejar kekuasaan, atau mereka benar-benar peduli pada kesejahteraan rakyat? Di sinilah karakter humanis menjadi kunci.
Pemimpin yang humanis akan selalu menempatkan kepentingan rakyat di atas ambisi pribadi atau kelompok. Mereka akan berjuang untuk menciptakan kebijakan yang adil, memastikan bahwa setiap warga mendapatkan haknya, dan berusaha untuk mengurangi kesenjangan sosial yang ada.
kupi beungoh
Opini Kupi Beungoh
Bambang Sukarno Putra
Kupi Beungoh Bambang Sukarno Putra
Pilkada Aceh 2024
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.