Jelang Pilkada Aceh
Adu Kuat Mesin Parpol
Beberapa hal menarik terlihat setelah Redaksi Serambi mengumpulkan dari para wartawan Serambi Indonesia di seluruh Aceh, sejak tiga hari lalu.
Namun aspek ini harus dilihat dari aspek modal finansial sebagai kekuatan cost politik yang dimiliki dan harus dikeluarkan oleh pasangan-pasangan yang terlibat dalam kontestasi pilkada.
Perhelatan politik tidak mungkin tanpa kekuatan modal finansial, namun banyaknya modal finasial juga belum menjamin atau menjadi faktor kemenangan semata-mata tanpa dikelola modal finansial tersebut dengan tepat sasaran.
Sebagai contoh berapa banyak caleg di pemilu serentak maupun calon pilkada yang memiliki modal finansial banyak, namun mengalami kekalahan. Sebabnya karena menghambur-hambur uang tanpa tepat sasaran dan tidak terukur dengan segala modus operandi untuk membeli suara rakyat.
Jadi kemenangan pasangan Mualem-Dek Fadh atau Bustami Hamzah-Tgk Muhammad Yusuf A. Wahab sangat ditentukan oleh kemampuan modal ekonomi atau finansial yang dimiliki oleh kedua pasangan ini untuk menghidupkan mesin-mesin politik mereka untuk mempengaruhi pemilih di akar rumput. Kalau kemampuan finansial ini lemah akan sangat mempengaruhi kuat dan lemahnya pergerakan mesin politik di grassroot atau akar rumput pemilih.
Hanya kedua pasangan inilah yang lebih mengetahui kemampuan finansial mereka masing-masing untuk mengerakkan mesin politik, baik tim pemenangan partai politik pendukung maupun tim pemenangan di akar rumput. Tentunya keduanya pasangan ini telah mempersiapkan modal besar untuk memenangkan konstestasi Pilkada Aceh 2024.
Faktor Modal Sosial: Kemenangan di pilkada juga sangat ditentukan oleh modal sosial. Modal ini bisa dilihat dari aspek potensi kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh dari sisi pengaruh, eksistensi, elektabilitas, dan suara badan yang dimiliki oleh kedua pasangan ini di kalangan masyarakat Aceh. Tentu kedua pasangan ini tidak diragukan lagi segi modal ini, kedua pasangan ini tentunya telah mempunyai basis dukungan masyarakat masing-masing di seluruh Aceh.
Siapa yang meragukan pengaruh dan eksistensi dari pasangan Mualem-Dek Fadh, pasangan ini merupakan pasangan dari kombatan GAM yang saling melengkapi. Mualem merupakan mantan panglima GAM, eksistensi perjuangannya terhadap Aceh tidak diragukan lagi baik pada saat konflik Aceh maupun saat Aceh telah damai.
Demikian juga dengan dengan pasangan Bustami Hamzah-Tgk Muhammad Yusuf A. Wahab. Pasangan ini telah memiliki modal sosial yang juga sangat berpengaruh di kalangan masyarakat Aceh. Bustami dengan pengalamannya di birokrasi, pernah menduduki jabatan strategis di pemerintahan Aceh. Sementara Tgk Muhammad Yusuf A. Wahab merupakan seorang ulama yang dikenal di seluruh Aceh.(nal)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.