Kupi Beungoh
Keikutsertaan Tu Sop Pada Pilkada Aceh 2024: Bukti Nyata Kepedulian Ulama Terhadap Masa Depan Aceh
Penerapannya tercermin dari salah satu program PB HUDA yaitu Training Kader Dakwah (TKD) yang telah berhasil dilaksanakan di beberapa kabupaten.
Melalui wadah majlis pengajian dan sering menjadi pemateri di acara seminar, beliau menjadi tempat mengadu masyarakat untuk mencari solusi dan jawaban terhadap permasalahan yang terjadi.
In sha Allah, solusi yang diberikan selalu yang terbaik dan berdasarkan nilai syari’at Islam.
Ketiga, Tu Sop pribadi yang memiliki kecerdasan mumpuni di bidang keilmuan dunia dan agama.
Sejak menjadi pelajar hingga sebagai pengajar, beliau terbukti sebagai sosok yang memiliki kecerdasan intelektual disertai kekuatan mental yang melekat pada dirinya.
Kecerdasan yang dimiliki dapat dilihat dari pemikiran-pemikiran beliau yang menjadi inspirasi dan motivasi bagi semua kalangan masyarakat.
Antaranya narasi Tu Sop sebagai ulama Aceh tentang Paradigma Islam Wasathiyah Untuk Membawa Ummat Bangkit Dari Ketertinggalan dan Tu Sop sebagai Era Baru Peradaban Politik Aceh.
Kecerdasan selalu menyertai beliau dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, hingga menjadi teladan bagi masyarakat, juga selalu memiliki pandangan visioner, peduli terhadap keadaan dan bijak dalam mengambil keputusan.
Bagian akhir, penulis menyimpulkan beberapa alasan di atas dapat menjadi tolak ukur bagi masyarakat Aceh untuk memilih Tu Sop sebagai bagian dari pemangku Pemerintahan Aceh pada Pilkada 2024 nanti.
Penulis menerima ajakan diskusi atau tukar pendapat dari semua kalangan terkait dengan Pilkada Aceh 2024.
Karena sejatinya setiap orang memiliki pandangan yang berbeda tentang siapa yang layak menjadi pemimpin masyarakat Aceh kedepannya.
Namun, bagi penulis sendiri melalui tulisan ini telah mencerminkan kepada siapa hati akan berlabuh pada Pemilihan Gubernur Aceh Periode 2024-2029.
Mengutip nasehat Tu Sop “Memperbaiki yang kuat dan menguatkan yang baik”, in sha Allah mewujudkan Aceh lebih bermartabat, adil dan makmur. (*)
*) PENULIS adalah Mahasiswa Magister Ilmu Hukum, Universitas Padjadjaran, Bandung.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI
| Ketika Perpustakaan Kehilangan Suaranya di Tengah Bisingnya Dunia Digital |
|
|---|
| Dibalik Kerudung Hijaunya Hutan Aceh: Krisis Deforestasi Dan Seruan Aksi Bersama |
|
|---|
| MQK Internasional: Kontestasi Kitab, Reproduksi Ulama, dan Jalan Peradaban Nusantara |
|
|---|
| Beasiswa dan Perusak Generasi Aceh |
|
|---|
| Menghadirkan “Efek Purbaya” pada Penanganan Stunting di Aceh |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.