Citizen Reporter

Thailand, Negeri yang Tekun Pelihara Berbagai Fasilitas Lama

Di tengah-tengah kesibukan saya dan peserta lainnya, kami sempatkan diri untuk sekadar menikmati suasana Kota Bangkok.

Editor: mufti
IST
HARRI SANTOSO, S.Psi., M.Ed., Dosen Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry, melaporkan dari Bangkok, Thailand 

Saya sendiri coba merasakan moda transportasi ini dan ternyata sangat nyaman dan cukup bertenaga. Walaupun kendaraan tua, kecepatannya juga tidak kalah dengan angkutan-angkutan baru yang ada di kota tersebut. Lantas jika kita bandingkan dengan transportasi di Banda Aceh, keberadaan Transkoetaradja yang hadir beberapa tahun lalu, suka tidak suka telah menghilangkan moda transportasi labi-labi (angkot) yang telah melayani kota ini beberapa tahun lalu.

Menurut saya, berkurang atau suatu waktu akan hilang sama sekali labi-labi ini bukan karena ketidakmampuan pemilik labi-labi  bertahan, melainkan juga ketidakmampuan lembaga yang berwenang, khususnya dinas perhubungan memelihara moda transportasi ini. Kebijakan transportasi, khususnya Transkoetaradja, sangat diskriminatif, moda transportasi ini banyak mendapatkan 'support' dari pemerintah.

Namun, untuk angkutan seperti labi-labi dan becak nyaris tidak pernah mendapatkan sentuhan pembinaan. Setidaknya ini amatan saya selama berada di Banda Aceh. Semoga saja benar adanya.

Jika boleh saya berikan saran dalam reportase ini, sebaiknya pemerintah juga berpikir keras bagaimana mempertahankan fasilitas-fasilitas legenda untuk bisa bertahan di tengah-tengah kemodernan Kota Banda Aceh. Jika tidak mungkin digunakan untuk transportasi harian mungkin bisa digunakan sebagai angkutan wisata menarik bagi wisatawan yang hadir di Kota Banda Aceh.

Untuk angkutan wisata menarik, saya jadi teringat dengan angkutan wisata odong-odong yang ada di Bireuen. Saat ini banyak sekali kendaraan wisata odong-odong di Kota Bireuen, meskipun pemerintah kabupaten berencana menertibkannya.

Fasilitas ini cukup menarik bagi masyarakat. Hanya saja pemerintah harus membuat standar keamanan bagi pemiliknya sehingga akan menjadi angkutan wisata yang menarik dan aman.

Jika pemerintah belum mampu menghadirkan fasilitas wisata yang menarik dan atraktif seperti kota-kota besar di dunia ataupun di Indonesia, setidaknya bisa memberikan saran dan perbaikan bagi mereka yang telah berhasil menciptakannya. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari cerita sederhana ini.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved