Perang Israel vs Lebanon

Iran Tetapkan Dua Syarat untuk Gencatan Senjata Antara Hizbullah dan Israel

Araghchi menggarisbawahi pentingnya kunjungannya ke Beirut, dengan menunjukkan bahwa situasinya mendesak karena serangan Israel yang terus berlanjut. 

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Al Jazeera
Hizbullah mengatakan para pejuangnya menggunakan peluru kendali antitank menyerang kumpulan tank Merkava Israel 

SERAMBINEWS.COM - Abbas Araghchi, menteri luar negeri Iran, telah mencantumkan dua prasyarat yang harus dipenuhi agar Iran mendukung gencatan senjata Israel-Hizbullah. 

Araghchi menegaskan bahwa gencatan senjata apa pun harus melindungi hak-hak warga negara Lebanon dan disetujui oleh Hizbullah, organisasi perlawanan di Lebanon. 

Gencatan senjata juga harus menjamin berakhirnya permusuhan di Gaza.

Araghchi mengatakan, "Kami telah berbicara dengan pejabat Lebanon dan sedang berhubungan dengan negara-negara lain terkait gencatan senjata," dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Iran. Iran mendukung inisiatif perdamaian selama mereka menegakkan hak-hak Lebanon dan menghormati posisi Hizbullah. Kesepakatan apa pun juga harus terjadi bersamaan dengan gencatan senjata penuh di Gaza."

Araghchi menggarisbawahi pentingnya kunjungannya ke Beirut, dengan menunjukkan bahwa situasinya mendesak karena serangan Israel yang terus berlanjut. 

"Kehadiran saya di Beirut, yang terus diserang, merupakan pesan yang jelas bahwa Teheran berdiri teguh di pihak Hizbullah," katanya.

Baca juga: Terjebak dalam Ranjau Darat Hizbullah, Banyak Tertara Israel jadi Korban Tewas dan Luka-luka

Selain mengancam akan memberikan reaksi yang lebih keras, menteri luar negeri Iran memperingatkan Israel agar tidak melancarkan serangan lebih lanjut terhadap Iran

"Kami hanya fokus pada instalasi militer dan keamanan, berbeda dengan Israel yang menyerang infrastruktur sipil. Iran akan bereaksi keras dan strategis jika Israel meningkatkan serangannya," katanya.

Komentar Araghchi bertepatan dengan meningkatnya permusuhan antara Iran dan Israel. 

Garda Revolusi Iran menyerang posisi Israel dengan rudal pada Selasa lalu. 

Serangan itu disebut oleh Garda Revolusi sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada 31 Juli di Teheran, serta serangan udara Israel pada 27 September di pinggiran selatan Beirut yang mengakibatkan tewasnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan Pasukan Quds Abbas Nilforushan.

Sejumlah rudal balistik ditembakkan terhadap target-target penting militer dan keamanan Israel, menurut pernyataan dari Garda Revolusi Iran

Jika Israel membalas, serangan-serangan berikutnya akan terjadi. Laporan komprehensif mengenai serangan-serangan tersebut diharapkan akan segera tersedia.

Hassan Nasrallah Mungkin Masih Hidup, Jasadnya tak Pernah Terlihat, dan Kuburannya Masih jadi Misteri

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berasumsi bahwa pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah telah meninggal dunia, menyiratkan bahwa ia "masih hidup."

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved