Konflik Suriah

Warga Suriah Rayakan Jatuhnya Rezim Pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad

Warga Suriah bergembira merayakan jatuhnya rezim Presiden Bashar Al Assad pada Minggu (8/12/2024).

Editor: Faisal Zamzami
AFP/BAKR AL KASSEM
Warga Suriah merayakan jatuhnya rezim pemerintahan Presiden Bashar Al Assad di Umayyad Square, Damaskus, Minggu (8/12/2024). Mereka juga memasuki rumah mewah Assad setelah ia kabur ke luar negeri, usai pasukan pemberontak memasuki ibu kota. 

Di seluruh negeri, orang-orang merobohkan patung Hafez Al Assad, ayah Bashar dan pendiri sistem pemerintahan represif yang diwarisinya.

Selama 50 tahun terakhir di Suriah, kecurigaan sekecil apa pun terhadap kebijakan pemerintah dapat membuat seseorang dipenjara atau terbunuh.

Selama penyerangan, para pemberontak membebaskan tahanan, termasuk di penjara Sednaya yang terkenal paling kejam di era Assad.

Penyelidik kejahatan perang PBB mendesak orang-orang yang mengambil alih kekuasaan di Suriah memastikan kekejaman rezim Assad tidak terulang.

Amnesty International menyebutnya kesempatan bersejarah bagi mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran di Suriah untuk diadili.

Berakhirnya kekuasaan Assad terjadi hanya beberapa jam setelah HTS mengatakan merebut kota strategis Homs.

 Homs adalah kota besar ketiga yang direbut pemberontak, yang mulai maju pada 27 November, hari ketika gencatan senjata terjadi di Lebanon antara Israel dan Hizbullah.

 Hizbullah mendukung Assad selama perang saudara Suriah yang panjang, tetapi kekuatannya semakin melemah akibat serangan Israel.

Baca juga: Lampu dan Jalan Rusak akan Diperbaiki, Pemko dan DPRK Anggarkan Rp 33 Miliar

Baca juga: Hasil Lengkap Liga Inggris: Arsenal Ditahan Fulham, Chelsea Bekuk Tottenham Hotspur

Baca juga: DPRA Dorong Penguatan Pendidikan Dayah

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved